saya sedang berada di sebuah masa yang saya namakan dengan masa “transisi”. masa dimana kau seakan diam di tempat. tidak bisa bergerak maju ke depan, ataupun mundur ke belakang. masa dimana, kau hanya bisa diam di tempat. mengalami masa transisi, adalah fase baru di dalam kehidupan saya. banyak keterkejutan yang saya alami di masa “transisi” ini, banyak hal yang akhirnya membuat saya berpikir ulang tentang banyak hal. menguraikan satu persatu perasaan-perasaan yang saya alami, menuliskannya di diary. banyak merenung. banyak cengeng. banyak meminta pendapat. banyak mendengarkan orang.
banyak mendengarkan diri sendiri.
masa “transisi” membuat saya banyak berdialog dengan diri sendiri. dalam beberapa hal, saya ini terlalu keras. kalau kata Papa saya, saya ini puting beliung, mungkin karena prinsip, suka menghancurkan sesuatu, sesuatu yang pakem. dan kadang saya bisa membangunnya kembali sesuai dengan apa yang saya inginkan, kadang pun tidak. yah, suka-suka saya saja. mendengarkan diri yang keras, mencoba menguraikannya, ternyata sulit. saya bertemu dengan benturan sana-sini, saya bertemu dengan bentuk-bentuk bangunan yang sudah saya bongkar dan sedang saya bangun ulang, dan sekarang sepertinya saya harus meninggalkannya dulu untuk sementara.
menghancurkan lebih gampang daripada membangun kembali. tetapi menghancurkan dasar yang sudah setengah dibangun, bukanlah perkara yang mudah. itu adalah perkara dimana kompromi memegang peranan utama.
ya, kompromi.
masa “transisi” yang sedang saya alami saat ini, tidak membawa saya bergerak maju atau bahkan mundur, melainkan tinggal di tempat.
supaya saya berjejak lebih dalam.
No comments:
Post a Comment