weheartit
Saya ini adalah gadis yang sangat menggemari bangku taman. Saya suka duduk di sana berjam-jam menunggu dan menunggu. Saya suka duduk di sana sepanjang hari, lalu menjelang maghrib biasanya saya pulang.
Tapi besoknya saya ke sana lagi. Mengulangi hal yang sama, begitu terus setiap kali. Saya suka sekali berbicara dengan dahan-dahan. Lalu kadang berbisik-bisik dengan daun-daun kering. Atau tertawa dengan rumput-rumput basah.
Hm. Mungkin semacam berbagi rahasia. Ya, saya punya rahasia yang selama ini saya tutup rapat-rapat. Entahlah, saya hanya takut kalau rahasia saya ini terbongkar. Jadi saya memilih untuk mencintai bangku taman dan bercerita dengannya.
Mari saya perkenalkan bangku taman saya yang satu ini, kalau dilihat dari kejauhan ia memang sedikit rapuh. Kulitnya sudah mulai terkelupas. Warna catnya juga sudah memudar. Tapi saya menyukainya. Saya suka tampilannya yang tua.
Lalu saya mulai bercerita kepada bangku taman itu. Cerita-cerita kecil yang menyenangkan. Cerita tentang Husky dan Jacob, dua anjing lucu di kos. Atau cerita sepele yang– mungkin lebih baik tidak usah saya tulis di sini. Cerita-cerita menyenangkan yang selalu membuat saya senyum-senyum sekali. Tiap kali mengingatnya. Ah, lagi-lagi saya berganti. Tapi saya menikmatinya. Lalu saya akan bercerita tentangmu. Ya, kamu.
Mungkin kamu yang saya tunggu-tunggu. Mungkin karena wangimu yang selalu menggoda. Mungkin karena senyummu. Mungkin karena pengertianmu. Mungkin karena kamu yang tidak rusuh seperti saya. Mungkin karena kamu begitu terbalik. Begitulah saya, selalu menyukai sesuatu yang terbalik.
"Kamu tahu kan, jalan ke taman itu. Main ke sini yuk. Supaya saya tidak sendiri lagi."
Mungkin kamu yang sedang saya tunggu, untuk berbagi sore. Lalu kita di sana duduk di bangku taman – berciuman lama.