petirnya berwarna hitam,
menetes perlahan ke jantungku yang memburu
menikam detakku satusatu.
meremas susuku,
menjalarinya dengan ulat dan semut merah.
lalu, kau tak mau mengaku?
hei kau pecundang, bermulut seribu.
pagi ini selesai bercinta
aku menemukan bangkai hujan
di celana dalammu
aku tak marah kau meniduri hujan
tapi sisakan untukku, tuan!
No comments:
Post a Comment