Belum mengampuni sama seperti jatuh cinta. Dimana-mana ada dia dia dan dia lagi. Termasuk pas buka mata hari ini.
Kalau hati tak cukup melar untuk mencinta. Mending simpan lagi ke dalam kardus. Terus fungsi hati apa?
Ya, tak ada fungsi apa-apa. Biarkan saja hati di dalam kardus. Belajar melihat dan merasa dalam kegelapan.
Sesekali, hati perlu tinggal dalam kegelapan. Supaya ia tahu kondisi terang itu seperti apa. Dan dia akan memilih.
Memilih untuk terus di dalam gelap. Atau mencari terang.
Tapi kalau hatimu sedang betah di kardus, suka sama gelap. Ya, biarin saja. Hati itu cerdas, ia belajar.
Hati yang cerdas itu tak takut sama gelap. Hati yang cerdas itu tak takut bergaul dengan dingin.
Hati yang cerdas mencium luka dan mengampuni.
Hati yang cerdas meminum lukanya berlimpah-limpah. Menyicip darahnya sendiri. Membalutnya teratur.
Hati yang cerdas tidak perlu buru-buru menjadi sembuh. Karena ia menghargai proses.
***
Tulisan ini dari akun twitter saya beberapa jam yang lalu. Tulisan ini hadir dari pikiran dungu saya. Pesan saya: cintailah pikiran dungu. Bukan pria dungu.
saat hati itu masih tetap dalam kardus,
ReplyDeletegelap dan dingin..
apakah berarti hati itu masih berisi "dia" yang sudah menyakiti?