Mungkin seperti ini "kalau kita berjodoh, kita pasti bertemu kembali." Berjodoh dengan siapa--entah. Tapi pasti ada pertemuan.
Kehilangan akan membuatmu atau siapapun bertemu dengan orang lain. Jadi sebenarnya sepanjang hidup—sepanjang perjalanan, selama masih bernafas. Kita tidak pernah sekalipun kehilangan. Sekali lagi pernyataan ini kedengaran pongah. Bukankah kepongahan itu membuat kita berani berjuang.
Berduka sepanjang waktu bukanlah solusi ketika kehilangan. Karena sebenarnya kehilangan membawa kepada pertemuan yang lain. Jodoh yang lain. Yang mungkin selintas bertemu, tidak pernah diketahui. Inilah kejutan hidup itu sendiri, jika sudah lama tidak mengalaminya: ijinkanlah hidup mengejutkanmu.
Yang paling tidak dimengerti adalah jalan laki-laki dan jalan seorang gadis, ini menjadi misteri kehidupan. Tak ada yang bisa memecahkannya kecuali kemurahan dari hidup itu sendiri. Maka sampai di sini, penyesalan akan kehilangan itu semacam sia-sia. Karena toh tidak ada yang pernah kehilangan. Kehilangan yang satu akan membawa kepada pertemuan yang lain, begitupun selanjutnya.
Lalu berhati-hatilah dengan pertemuan yang satu akan membawa kepada kehilangan yang lain..
Selama hidup, proses yang seakan tertebak melainkan tidak ini akan tetap berjalan. Lalu berakhir ketika manusia mati—tidak pernah berakhir. Karena kematian adalah awal dari kehidupan itu sendiri. Layaknya kita eling. Sepantasnya tidak mengabaikan kemurahan hidup yang telah diberi oleh sang pencipta hidup itu sendiri.
Berjodoh mungkin urusan Tuhan. Urusan lainnya adalah melakukan pertemuan yang satu kepada pertemuan yang lain. Untuk urusan orang yang tepat itu hanya kemurahan. Jangan terlalu pongah untuk hal ini karena selalu ada ketidaksempurnaan. Lalu apa hakmu untuk menjadi penuntut orang lain harus sempurna.
Terlalu banyak tahu mengenai misteri kehidupan pun tidak seru. Sebagai makhluk yang paling kecil, hendaknya berserah kepada yang sempurna itu—yang akhirnya membawa kepada pertemuan. Tidak masalah dengan siapapun. Ketika bertemu suatu hari nanti, itu adalah hari yang dipercaya, hari yang disiapkan, hari yang tidak direncanakan menurut pikiran. Hanya terjadi begitu saja, mengalir.
Sampai di sini, tak usahlah menebak-nebak. Biarkanlah ia berjalan dengan semestinya. Natural. Semisterius mungkin. Dan bersiaplah untuk dikagetkan.
Hari dimana kau dipertemukan—mungkin adalah hari dimana kau lupa pernah kehilangan panjang. Dengan siapa—entah.
Dago 349, 9 Mei 2011. 22:34
setiap perpisahan pasti akan ada pertemuan yang lain...wah bagus bgt :)
ReplyDeletecerita dungu labelnya? tp ini tdk seperti cerita dungu...bagus bgt malah, tyap perpisahan pasti akan melahirkan pertemuan lain
ReplyDeletebeen there.
ReplyDeletebukan soal berpisah, tapi kadang, menebak-nebak kapan dan siapa - entah. dan bagaimana caranya melupakan seseorang yang -entah kenapa- masih sering teringat.
kehidupan memang misterius, dan biarkan tetap misterius. bener bgt :')