cintaku padamu itu bau. bau yang khas. bau yang hanya kita berdua yang tahu. bau yang bebas melebur dengan udara pengap di dalam kegelapan, menggenang sebentar kemudian diteruskan ke dalam entah.
cintaku padamu itu penuh daya tahan. tanpa menghitung seberapa sering kau duduk diatasku, merekatkan paha dan pantatmu perlahan, lama. kadang kau baca buku kesukaanmu diatasnya. koran lama. melamun. atau mengobrol dengan laba-laba kecil yang tersesat, mereka pikir celana dalammu mungkin adalah rumah mereka.
menopangmu ketika kau duduk di atasku.
cintaku padamu itu tanpa mengeluh. Kadang kau hanya singgah sebentar, sibuk bersiul-siul lagu Rihanna atau siapa, kemudian buru-buru membersihkan ini itu, mengancingkan celanamu, lalu pergi.
sebegitu sibuknya, pun aku selalu menantimu kembali.
aku mencintaimu seperti closet. menampung segala curhat panjang lebarmu tentang, mimpi dan air mata. sekaligus gelisah, lelah, dan bahagia.
mungkin kau hanya mampir sebentar, tapi baumu membekas selamanya.
aku mencintaimu seperti closet yang tidak lupa mengalirkan si kekasih brengsek ke tempat yang semestinya.
(2010)
Hai, Mbak Theoresia! Saya suka tulisan ini.
ReplyDeleteTapi saya nggak mufakat cairan-cairan yang mengalir ke tempat semestinya itu disebut kekasih brengsek. Cairan itu tidak brengsek, dia indah dan sangat dinantikan oleh tempat penampungannya itu. :-)
mba, i heart ur writings!
ReplyDeletewoahhh ini bagussss saya sukaaa :D
ReplyDelete