aku suka sembunyi di balik kotak kardus mobil-mobilan bikinanku sendiri. aku suka sembunyi di belakang pintu, tempatku bertemu dengan laba-laba dan rumahnya. aku suka sembunyi di kolong tempat tidur, tempatku melihat langkah-langkah kaki orang lain. aku suka sembunyi di dapur sunyi, tempatku menyenandungkan sesuatu sendiri.
tempatku bersembunyi selalu sunyi.
tapi dari semuanya, aku paling suka kolong tempat tidur. kolong tempat tidur sunyi. tempatku merakit mimpi seorang diri. hanya aku dengan hatiku. hanya aku dengan bunyi nafasku sendiri. tidak ada yang tahu.
tempatku bersembunyi selalu gelap.
aku suka kegelapan di bawah kolong tempat tidur. karena dengan begitu kau bisa melihat cahaya yang keluar dari hatimu sendiri. cahaya yang akan membantumu melihat di dalam kegelapan.
di kolong tempat tidur, juga kelihatan kaki-kaki setengah, berjalan di luar. ya, mereka diluar sana tidak mempedulikanku. kalaupun mereka, berjongkok dan melihatku, mereka hanya memanggilku dari luar kolong. pasti mereka tidak akan mau masuk ke dalam. mereka takut kena debu kolong.
di kolong tempat tidur, aku bisa tinggal seharian. aku suka bermain dengan debu. tidak peduli kalau mereka nongkrong di celanaku. aku suka remah-remah putih yang biasanya lengket di rambutku. tidak mau mandi setelah itu.
di kolong tempat tidur, aku sembunyi. sendiri. merakit mimpiku sampai terkantuk-kantuk. lalu tertidur. sedangkan di luar, masih kelihatan kaki-kaki setengah yang sedang berjalan. tidak peduli.
di kejauhan suara Mama sayup-sayup terdengar memanggilku untuk makan.
“maaf Ma, duluan saja, aku masih belum lapar.”
27.07.2010, 12:56
No comments:
Post a Comment