Lagi-lagi di kepala ini selalu
dipenuhi dengan pertanyaan pendek. Begitu random. Seperti yang hari ini
bermain-main di kepala saya yang tepat itu “mencintai orang yang tepat” atau “mencintai
pada waktu yang tepat.” Ketika pertanyaan-pertanyaan ini muncul di kepala, apa
yang hendak kamu jawab.
Terdapat empat subjek : saya,
orang yang dicinta, waktu, dan cinta itu sendiri. Semuanya adalah pelaku.
Memainkan peranannya sesuai dengan destini. Saya adalah orang yang suka
mencinta. Saya punya orang yang saya cinta. Saya ada di dalam waktu. Dan saya
percaya bahwa cinta itu sendiri ada.
Saya pernah menulis bahwa :
kita tidak dapat memaksa cinta untuk menghampiri setiap hati. Karena cinta
adalah elemen bebas. Ia terbang, menghampiri/tidak menghampiri hati sesuka
hatinya saja. Cinta tidak pernah bisa dipaksa. Sedangkan hati. Kalau saya tidak
salah lebih diam. Hati memilih dalam ke’diam’-an-nya. Tapi hati tidak bergerak.
Ia seperti pintu : hanya dibuka setengah, dibuka lebar, atau tidak dibuka sama
sekali.
Selanjutnya adalah waktu. Waktu sifatnya kekal. Ia memang
diam di tempat. Dan dari beratus-ratus tahun yang lalu tidak berubah. Waktu
lebih lagi, ia tak punya pilihan bebas. Ia tidak seperti saya yang bebas, cinta
yang sesukanya, atau hati yang
walaupun sedikit masih punya pilihan.
Lalu bagaimana dengan orang yang kita cinta? Tidak semua kita
punya orang yang kita cinta. Bisa jadi kita hidup hanya untuk diri sendiri. Bisa
jadi kita memang hidup untuk masturbasi : kesenangan diri sendiri. Dan tidak
perlu orang lain.
Sampai di sini manakah yang
paling tepat “mencintai orang yang tepat” atau “mencintai pada waktu yang tepat.”
Tak ada jawaban yang baik,
selama saya dan kamu masih senang (melakukan) *masturbasi.
*oh kata ini tidak hanya dalam
konteks sexual saja. Semoga kamu cukup dewasa untuk memahami maksud tulisan
saya.
Yang paling tepat adalah mencintai orang yang tepat di waktu yang tepat. Saya kira :)
ReplyDeleteaku kira, mencintai orang yang tepat, karna kalo orangnya udah tepat, waktu pun bisa menyesuaikan dengan tepat,ko
ReplyDeletekalo di balik, mencintai pada waktu yang tepat, belum tentu juga orang yang kamu cintai itu tepat, so tergantung kamu mancari apa saat mencintai, lebih memilih orangnya yang tepat atau waktunya saja yang tepat.??
up to you
sebenarnya konteks 'tepat' disini apa ?
ReplyDeleteKarena ke-4 subyek itu berdiri masing-masing tapi saling terjalin.
jadi, ketika saya jatuh cinta kepada dia di suatu waktu, itulah 'tepat'nya menurut saya. walaupun akhirnya berakhir, semuanya juga 'tepat'.
terkadang begitu lelah, kalau harus menunggu sesuatu yang 'tepat', entah orangnya atau waktu. karena 'tepat' itu tak pernah ada dalam suatu proses kehidupan, bahkan yang sudah berusaha 100% pun hasilnya belum tentu 'tepat'.
yang 'tepat' hanya Lahir dan Mati. diantaranya itu, jalani, itulah hidup, proses.