Satu hal yang saya suka dari
John Keating adalah binar matanya. Ada kehidupan di sana. Terlihat ketika ia
menyampaikan sesuatu. Akhirnya saya berpikir begini: saya harus menikah dengan
laki-laki yang punya binar mata. Ya, laki-laki dengan binar mata tidak hanya
sexy, mereka tidak hanya hidup, tapi juga merayakan hidupnya.
John Keating merayakan
hidupnya. Ia tahu bahwa hidupnya lebih dari sekedar biasa. Ia mengerti sangat
bahwa adalah suatu kemewahan ketika bisa mengisi hidupnya: dengan kehidupan itu
sendiri. Saya menulis ini di sebuah hari yang cukup panas. Adalah pilihan yang
tepat ketika saya bangun lalu hendak memilih baju yang tepat untuk hari itu,
karena saya mengerti bahwa, hari ini adalah hari yang istimewa. Begitupun besok
dan seterusnya. Saya tidak ingin biasa.
John Keating menjadi contoh
yang baik. Karakter dan kegilaan yang patut ditiru. Mendadak saya begitu iri
dengan Neil, Todd, Knox, Charlie, Richard, Steven, Gerard. Karena mereka duduk
bersama, bertemu mata dan mata dengannya, berpikir dan belajar bersama. Andai
saya juga salah satu dari murid-murid itu. Ah, tapi ini Welton Academy, sekolah
khusus pria.
We
don't read and write poetry because it's cute. We read and write poetry because
we are members of the human race. And the human race is filled with passion.
What’s passion? Saya menulis definisinya
pada tulisan-tulisan saya yang lalu. Tak ada yang pas lagi. Kau akan tahu
seseorang filled with passion: dari binar matanya. Ada gairah. Ada nafsu. Lebih
kepada birahi kepada apapun yang ia kerjakan. Ia akan melakukannya, seperti tak
ada hari esok.
Saya menonton film ini, lebih
kepada judulnya. Saya mencintai puisi. Kelak, siapa tahu saya bisa seperti John
Keating. Begitu tergila-gila kepada apa yang saya kerjakan. Lalu banyak yang
mencap saya sebagai orang gila—biarkan saja. Yang saya tahu, saya jatuh cinta
kepada apapun yang saya lakukan dan itu lebih dari cukup.
Oh, John Keating sangat menginspirasi. Kelak kalau kau bertemu dengan laki-laki yang punya binar mata sepertinya, jangan lupa beritahu saya, mungkin saya akan menikahinya.
Carpe, carpe
diem, seize the day boys, make your lives extraordinary.
Simpang Dago,
26 July 2011. 12:0—hari ini saya pakai rok mini, kaus gombrang, anting panjang,
sunglasses dan tetap naik angkot. Well, ini cool.