Mungkin hidup ini akan lebih asik. Jika segala sesuatu berjalan lebih lambat.
Kamu tidak perlu terburu-buru
dalam segala hal. Kamu mencatat segala sesuatu yang kamu lalui dari hari lepas
hari.
Kamu bangun lebih siang. Kamu
mandi lebih lama. Kamu mencuci baju-bajumu dengan seksama. Kamu punya lebih banyak
waktu untuk berjalan-jalan dengan kaki telanjang di halaman kosmu. Kamu punya
lebih banyak waktu untuk membaca Alkitab. Kamu punya banyak waktu untuk
merenungkan cerita-cerita yang kamu temukan di dalam Alkitab.
Saya sedang berpikir untuk
melakukan sesuatu lebih lambat. Jika biasanya saya selalu terburu-buru dan
terlalu cepat melakukan apapun. Mungkin kali ini saya harus lebih banyak
santai. Saya harus membaca buku lebih
sering, mengopi dan berpikir dalam-dalam lebih lama.
Saya memulai kembali untuk
memiliki sebuah agenda. Dan membeli crayon. Oh, saya suka warna-warni. Saya
akan kembali menulis dengan pensil. Kesenangan-kesenangan kecil yang sudah lama
tergantikan dengan segala teknologi. Kesenangan-kesenangan lainnya adalah
menelepon keponakan-keponakan kecil saya dan berbicara dengan mereka lebih
lama.
Hanna. Jordan. Crossie.
Seharusnya saya bisa lebih
banyak meluangkan waktu dengan mereka lebih lama. Diisi dengan cerita-cerita
bahwa Hanna yang sedang makan ayam goreng. Jordan yang sedang sakit batuk. Dan
Crossie, si bungsu yang hanya memanggil nama saya di telepon dengan suara
seraknya.
Hari ini ketika bangun pagi
tadi: saya sedang berbicara kepada diri saya sendiri bahwa, segala sesuatu
harusnya lebih lambat. Pelan-pelan.
Begitupun
jatuh cinta. Seharusnya bisa dilakukan pelan-pelan. Lebih pelan.
haduhhh....iya kali ya kalau semuanya berjalan pelan pelan akan lebih indah....tp kadang profesi saya menuntut saya untuk bekerja cepat mba :'( *curhat*
ReplyDeleteI wish I could
membaca tulisan di blog ini selalu membawa perasaan yang sama, hangat dan manis... seperti secangkir teh... :)
ReplyDeleteklo lebih lambat itu punya banyak ide, hahahahahahah jadi ga cepet ilang
ReplyDelete