Aku memikirkanmu sedikit. Kamu sedang apa? Kamu sekarang dimana. Tapi terus terang ini bukan lagi perasaan kangen. Ini entah perasaan apa. Aku sendiri juga tidak tahu.
Hujan di luar. Sungguh deras. Payung
orang orang bahkan terbang terbang. Aku tahu kamu mengirimkannya untukku. Kamu
masih tetap manis seperti dulu. Aku suka hujan, dan kamu mengirimkannya
untukku.
Aku menuliskan ini hanya untuk
bilang terima kasih bahwa kamu masih terlalu peduli. Aku menulis ini sambil
minum kopi. Ini kopi yang enak sekali. Karena rasanya begitu pahit. Persis
seperti ketika kamu meninggalkanku.
Tapi kali ini aku menikmati
kopi ini bersama orang lain. Dia menginap semalaman. Kami mengobrol semalaman.
Dan dia teman mengobrol yang menyenangkan. Ah, dan lagi kamu tidak perlu
cemburu.
Toh, di antara kami pernah ada
kata yang bernama cinta. Cinta yang luruh seiring hujan yang jatuh di kepala.
Halo, Kak Theo! selalu suka deh tulisan Kak Theo :D aku juga suka hujan loh hehe. keep inspiring, kaaak! :D
ReplyDeletehujan memiliki kenangan dan hadirnya selalu mampu membangkikan kenangan lama
ReplyDelete