Ketika pulang kali ini, saya memang hanya bermaksud untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Terakhir kali Natal bersama Ayah dan Ibu itu sekitar tahun 2005 yang lalu.
Ambon ketika Natal selalu penuh dengan kejutan. Bukan baju baru atau sesuatu yang baru, tetapi ketika bergereja bersama-sama dengan orang-orang yang kita sayangi di malam Natal.
Bisa jadi itu
adalah impian setiap orang.
Dan tinggal di rumah selama
beberapa Minggu membuatmu beradaptasi dengan banyak hal. Kawasan rumah keluarga
saya adalah di daerah Farmasi bagian atas, di dekat stasiun transmisi Metro TV.
Jika saya menggambarkannya, rumah keluarga kami terletak di bagian gunung dan
jika duduk-duduk di teras rumah kita bisa melihat pemandangan kota dan laut di
bawah sana.
Belum ada angkutan umum yang
sampai ke rumah kami. Jadi jika hendak turun ke kota, kita harus menggunakan
ojek. Dan dilanjutkan dengan angkutan umum di daerah Kudamati.
Segala sesuatunya begitu
sederhana dan menyenangkan. Sampai di satu titik, saya lupa bahwa saya adalah
penulis yang manja. Saya tidak bisa menulis dalam keadaan yang ribut. Segala
sesuatunya harus tenang. Sunyi. Tidak ada suara televisi, hingga suara
orang-orang berbicara.
Dalam hal inilah maka saya
belajar banyak. Tetangga yang tinggal persis di samping rumah kami memiliki
kebiasaan memutar musik kencang-kencang (oh, ini kebiasaan orang Ambon pada
umumnya, btw) dan tidak hanya itu, beberapa hari terakhir ini banyak anak-anak
muda yang suka datang ke rumahnya dan berbicara dengan suara keras-keras.
Dengan bunyi motor yang keras juga.
.___.
Menyebalkan!
Pekerjaan rumah penting bagi
saya adalah: mencari waktu terbaik saya untuk menulis. Dalam hal ini saya harus
cerdas. Bukan pekerjaan mudah tentu saja.
No comments:
Post a Comment