Hm. Yang saya sukai ketika
pergi kencan: perasaan deg-degannya. Selain mungkin memikirkan baju apa
yang akan saya pakai. Apakah saya sudah cukup wangi atau belum? Make-up perlu
ditambah atau tidak. Atau perasaan gelisah menghitung jam janjian terus
menerus.
Jika saya sedang berbicara
tentang kencan. Saya tidak sedang bicara tentang cinta. Bagi saya cinta dalah
bagian besar yang akan dikerjakan setelahnya. Kencan adalah semacam “ajakan”
untuk mencari tanggal, membuat janji, dan keluar mencari makan malam yang enak
dan mengobrol.
Kalau memang pada kencan pertama
nyambung. Mungkin akan dilanjutkan kepada kencan selanjutnya. Tetapi kalau
ilfeel, ya akan berhenti sampai di situ. Lalu cinta dimana? Bagi saya cinta
baru muncul setelahnya. Cinta akan muncul setelah setelah proses “seleksi hati.”
Ada proses percaya pada insight. Ada proses mendengarkan hatimu lebih dalam.
Setelah itu mungkin akan
berlanjut kepada komitmen untuk menikah misalnya. Tapi ketika mengobrol tentang
pernikahan. Mungkin terlalu jauh. Duh, saya belum berpikir ke sana. Oke, ralat,
berpikir. Hanya saja tidak secepat itu.
Balik lagi kepada kencan. Yang
saya selalu suka ketika pergi kencan adalah proses untuk “saling mengenal.” Ada
bertemu mata dengan mata. Ada proses cerita panjang lebar dan tertawa bersama.
Ini manis bukan? ya. Tapi ini tidak akan membawamu kemana-mana juga.
Sesuatu yang manis di awal itu
belum tentu jaminan bahwa selamanya akan manis.
Kencan yang manis kemudian berlanjut kepada pacaran, lalu menikah. Ada peer yang dikerjakan setiap hari. Ketika mengerjakan peer itu saya tidak mau sinis. Saya hanya percaya bahwa Tuhan mendesain saya dengan cinta yang begitu besar. Saya penuh dengan cintanya. Dan jika saatnya tiba saya akan membagi cinta itu dengan orang yang tepat.
Kencan yang manis kemudian berlanjut kepada pacaran, lalu menikah. Ada peer yang dikerjakan setiap hari. Ketika mengerjakan peer itu saya tidak mau sinis. Saya hanya percaya bahwa Tuhan mendesain saya dengan cinta yang begitu besar. Saya penuh dengan cintanya. Dan jika saatnya tiba saya akan membagi cinta itu dengan orang yang tepat.
Mungkinkah ini saat yang tepat?
Belum tahu. Saya tidak mau sinis. Apalagi sompral. Kadang-kadang saat-saat itu
datang dan mengejutkanmu.
“When people get cynical about
love, they should look at us [Yoko and John Lennon] and see it is possible.” –Yoko
Ono