Saturday, January 28, 2012

What's Your Calling





Jadi yang menjadi pertanyaan setelah menulis posting terakhir adalah ‘what’s your calling The?’ apa yang menjadi panggilan saya. Apa yang membuat saya jatuh cinta ketika sedang mengerjakan sesuatu.

Akhir-akhir ini saya sedang bersemangat dengan sebuah pekerjaan baru yaitu: mengajar. Mengajar lalu membuat saya seperti jatuh cinta. 


Sejak dulu saya memang telah terpesona dengan guru Bahasa Indonesia saya ketika di SMA dulu (saya pernah menulis tentang ini sebelumnya) dan sejak saat itu saya bercita-cita menjadi dia. Tidak hanya pintar berkomunikasi di depan kelas. Guru saya adalah sosok yang sangat cantik. Fashionable. Dengan rok selutut. Blouse longgar. Lipstik merah. 


Saat ini saya punya kelas public speaking. Kelas mungil saja. Tidak terlalu besar. Angkatan 1 saya mengajar 7 orang diantaranya mahasiswi, antropolog, dan dosen komunikasi. Dan angkatan ke 2 yang saat ini sedang berjalan, murid saya kebanyakan mahasiswi dan ibu rumah tangga.

Public speaking adalah dunia saya. Hampir enam tahun kebelakang saya menekuninya. Sehingga pada akhirnya ada sebuah kebahagiaan ketika membaginya dengan orang lain. Mengajar adalah salah satu media untuk berbagi. Ketika berbagi akan membuat hidup saya lebih seimbang. Inilah prinsip “terima kasih” berlaku. Setelah “terima” hendaknya kita “kasih” lagi kepada orang lain apa yang telah kita terima.

Suatu hari nanti saya bercita-cita ingin punya kelas public speaking sendiri. Saya akan melatih banyak orang supaya lebih berani berbicara di depan publik. Dan saya akan membuat orang-orang tersebut merasa nyaman dengan dirinya ketika sedang ada di depan publik.

Setelah saya pikir-pikir. Tidak hanya mengajar. Media dan art adalah passion saya. Saya seperti terlahir untuk melakukan keduanya. Saya ingin mengawinkan keduanya menjadi sebuah kehidupan. 

“What’s your calling?”

Mengerti panggilan kita. Menjalani dan melakukannya. Terkadang tidak mebuat saya dan kamu menjadi kaya secara material. Tapi seharusnya kita bangga karena kita berhasil memenuhi tujuan kita semasa dilahirkan.

Penting untuk cantik dan fashionable. Tetapi lebih penting lagi untuk punya pemikiran-pemikiran yang dalam akan sesuatu. Penting untuk menjadi terkenal. Tetapi lebih penting lagi untuk terkenal karena melakukan panggilan kita.

“I don't understand how a woman can leave the house without fixing herself up a little - if only out of politeness. And then, you never know, maybe that's the day she has a date with destiny. And it's best to be as pretty as possible for destiny.” – Coco Chanel


No comments:

Post a Comment

Featured Post

Sebuah Catatan Tidak Kreatif Tentang Cara-Cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai

Cara-cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai, adalah sebuah buku yang sedang kamu tunggu. Ia lahir sebentar lagi, tepat di 16 A...