Ketika saya dipilih untuk menjadi Host untuk Blog Guest tulisan dari penulis Gagas Debut, untuk Novel Kei karangan Erni Aladjai, maka saya berniat untuk bertanya beberapa hal kepada dia melalui email yang saya kirimkan. Kurang lebih, ini beberapa pertanyaan saya untuk Erni, selamat membaca.
Mengapa
memilih Kei?
Sebab Kei punya budaya yang menarik. Waktu saya membaca adat
dan budaya Kei, saya langsung jatuh cinta dengan ajaran leluhurnya.
Ada
kesulitan tidak ketika riset tentang falsafah dan adat istiadat di Kei?
Kesulitannya saya tidak tahu siapa orang yang harus saya
wawancara untuk berbicara tentang Kei, kemudian riset novel ini, saya alihkan
dengan riset pustaka saja. Setelah menulis ‘Kei’ justru terbuka jalan untuk
mengenal orang-orang yang tahu tentang Kei. Alhamdulilah.
Bab
berapa dari buku ini yang kamu rasa berat sekali ketika menuliskannya?
Pada Bagian Satu ‘Malapetaka’ bagaiamana perang saudara itu
merenggut banyak hal dari kedua belah pihak. Pada bagian ini juga saya harus
menuliskan ‘mayat-mayat’ korban kerusuhan. Ini yang paling berat.
Saya
suka sekali kisah cinta Namira dan Sala di buku ini, dan saya kepingin tahu
bagaimana pendapat kamu tentang jatuh cinta berbeda agama?
Salah satu yang tak bisa dikendalikan adalah kepada siapa
kita jatuh cinta. Ini seperti ‘hati’ itu punya Tuhan sendiri. Gus Dur pernah
ditanya, apakah menikah beda agama boleh? Gus Dur bilang: Tentu saja boleh.
Karena yang melarang adalah mereka yang mengajinya belum khatam, baru sampai ke
al-Bhaqarah, belum memahami al-Maidah“. Saya suka jawaban Gus Dur ini.
Jika
kamu punya satu orang kesayangan yang ingin kamu ucapkan terima kasih dalam
pembuatan buku ini, siapa dia dan kenapa?
Pacar saya, sejak awal dia mendukung saya menulis ‘Kei’. Dia
mengirimkan buku-buku tentang Maluku ke Sulawesi untuk saya pelajari. Dia duduk
berjam-jam membaca ‘Kei’ di saat saya lelap, dan kemudian keesokannya dia
memberi beberapa saran. Dia juga yang memprintkan naskah Kei, memasukkannya
dalam amplop dan mengirimkannya ke panitia DKJ.
Apakah
ada musik yang jadi soundtrack ketika menuliskan Kei?
Maksud Kak, Kei terinspirasi dari sebuah lagu ya? Kalau itu
maksudnya, tidak. Tapi kalau maksudnya saat menulis ‘Kei’ saya mendengar musik
saat menuliskan ‘Kei’, itu ada. Saya mendengar lagu-lagu Iwan Fals, Kla
Project, Slank dan Carla Bruni.
Kira-kira
jika Namira dan Sala jadi menikah, kamu kebayang nggak nama anak mereka siapa?
Jika Sala dan Namira menikah, nama anaknya Samira ini kalau
perempuan. :P. Tapi kalau lelaki : Kai. Kai artinya laut.
Ada
"filosofi hidup" yang ingin dibagi?
Kita berbuat baik pada orang lain, bukan karena agamanya.
Tapi karena seharusnya itulah yang kita mesti lakukan sebagai manusia. (Norak
ya kak? jangan ketawai ya kak.)
Terima kasih Erni untuk waktunya.
Silakan follow Erni di @ErniAladjai dan baca tulisannya di pohonsagu.blogspot.com
No comments:
Post a Comment