Tak bisa tidur. Entah karena
dingin—entah karena banyak bintang yang absen malam ini. Celana pendek lusuh
kesukaan dan sweter tua favorit teronggok. Kamu pasti akan protes sama saya,
karena bahkan untuk urusan tidur saja, saya harus fashionable. Saya harus punya
baju tidur yang matching, walaupun itu nantinya hanya akan berakhir kepada kaos
longgar dan celana paling pendek.
Oh saya tak suka lingerie—belum
suka. Saya tidak mau sompral. Siapa tahu nanti saya berubah pikiran. Tapi kali
ini—seperti biasa, saya menggosok gigi, mengepang rambut. Krim malam saya
habis. Tak masalah. Toh, saya masih awet muda. Seperti yang sering kamu
katakan. Tapi mungkin itu rayuan kamu.
Lalu di sana. Ada sweter tua
itu. Warnanya biru tua. Sudah ada beberapa bolong disana-sini. Tapi saya suka.
Memakainya selalu membawa sensasi sendiri bagi saya. Saya akan membuatnya
sebagai ritual tidur saya. Sebelum memakai sweter itu, saya akan menciumnya—mengingat
lagi bau tubuhmu.
Semoga kamu tidak keberatan.
Jadi saya tidak perlu
repot-repot lagi menulis surat cinta untukmu. Yang perlu saya lakukan adalah
membekukan bau tubuhmu ke dalam amplop merah muda dan mengirimkannya untukmu.
Pak pos akan mengantarkan ke alamat kantormu. Ketika kamu buka, kamu akan
sumringah—pipi itu yang selalu buat saya gemas akan memerah.
Bahwa saya sayang kamu.
Kali ini saya meniduri swetermu
dulu. Kelak, kalau sudah waktunya kita—mungkin akan tidur bersama. Bemimpi
nyenyak di bawah selimut.
Sultan
Agung. 8 September 2011. 13:19
hahaha....
ReplyDeletesemoga cepat halal untuk tidur bersamanya yaa...
love still in the air :)
ya,sweater tua emang bikin nyaman :)
ReplyDelete