: "bulan, cintaku padamu mirip sendal jepit,
tampilannya kucel sederhana,
hanya sembilan ribu perak di kios depan.
tapi tahan lama rentan putus,
empuk buatmu nyaman selalu.
kau bisa memakaiku sesukamu
rasakan pelukanku di antara jempol dan telunjuk kakimu"
malam ini bulan menangis: sendal jepitnya hilang.
(2009)
Kenapa puisimu selalu membuatku tersenyum di akhir kata? *pingsan*
ReplyDelete"rasakan pelukanku di antara jempol dan telunjuk kakimu", kalo gag baca yang sebelumnya pasti uda bingung mampus. hehe
ReplyDelete#Vie: Awww! terima kasih, blogmu juga bikin saya tersenyum bacanya. #Pingkan: Tapi tetep ngeh kan Dear? :-)
ReplyDelete