“Gue takut jatuh cinta sama lo.”
“Uhm, iya. Yang buat takut itu
karena banyak batasan-batasan ya. Kadang semua nggak seperti yang dimau ya.”
“Lo, orang yang menarik. Gue
suka sama lo. Hanya saja kita nggak bisa.”
“Yang bikin excited itu, ketika bagian dari diri kita bilang “iya” dan bagian lainnya bilang “tidak.”
***
“Kenapa jadi bahasan yang sulit
ya, padahal ini bisa jadi penyemangat di saat-saat sulit dan di saat-saat sepi.
Kita juga nggak tahu apa yang bakal terjadi, yang penting kita nggak saling
menyakiti, jadi apapun kita nantinya.”
“Kenapa sulit? Karena lo dan
gue menahan sesuatu. Si ‘menahan’ ini yang nggak enak. Gue suka kok si ‘letupan-letupan
kecil’ ini dan gue mau rasain si rollercoaster ini penuh-penuh.”
“Betul, dan jangan lupa pakai
safety belt-nya loh.”
Semua untuk kebaikan. Semua
untuk kebaikan.
***
Walaupun seperti rollercoaster.
Ada perasaan yang turun naik. Ada banyak pertanyaan di kepala. Semua butuh
dicerna dengan baik. Semua butuh mendengar ke dalam. Tetapi yang saya rasakan
kemudian adalah perasaan santai yang sebelumnya tidak pernah saya miliki ketika
sedang bersama.
Santai sekali. Rasanya seperti
memakai sendal jepit. Atau pakai bikini. Dan di depanmu adalah pemandangan
lautan biru yang begitu luas. Kali ini saya tidak mau mempertanyakan bagaimana
nantinya. Melainkan saya hanya ingin menikmati setiap harinya.
Akhirnya kami sepakat bahwa
kami akan menjalaninya. Bentuk hubungan yang entahlah seperti apa ini. Hanya
menjalaninya dan fokus kepada hal-hal yang baik. Bahwa akhirnya kami juga
sepakat bahwa ketika kami fokus kepada hal-hal yang baik, maka kami pun akan
mendapati kebaikan juga.
Seperti hukum tabur dan tuai.
Ketika saya bangun pagi, saya hanya
bilang kepada diri saya sendiri bahwa, jika memang ini adalah jalannya, saya
mau menjalaninya dengan sederhana.
Keputusan ‘menjalani’ punya
konsekuensi. Dan ketika berpikir bahwa konsekuensi dari semua hal ini adalah
sulit. Saya tidak mau jadi orang yang sulit. Saya mau jadi orang yang sederhana
saja. Saya mau lebih santai menghadapi segala sesuatunya.
Konon, saya ini kan orang yang
keras kepala. Tetapi untuk yang satu ini, bukan hanya saya yang keras kepala.
Tetapi ada kesepakatan bersama. Bahwa kita akan menjalani (apapun bentuk
hubungannya), saling mengisi, dan jika bertemu lagi nanti kami akan berciuman
di bawah bintang-bintang.
Hahaha.
Rasa-rasanya memang, seperti
pergi ke loket beli karcis, mengantri panjang, bergandengan tangan, dan naik
rollercoaster.
Deg-degan tapi nikmat.
ini ceritanya seru banget kak.
ReplyDeletepersis... seperrti apa yang sedang dialami. :/
ReplyDelete