Menakjubkan ketika menjalani sesuatu dalam kondisi “sembunyi sembunyi” tak ada yang terselubung padahal. Setelah dewasa, tak ada yang terselubung. Malam itu di gerbong kereta api nomer tujuh. Dengan AC gerbong kereta yang lumayan dingin. Duduklah seorang perempuan.
Ia sendiri begitu nekat. Ia ama
sekali tidak tahu apa yang ia lakukan. Hanya mengikuti kata hatinya saja. Hanya
mengalir. Hanya mengikuti arah kakinya melangkah. Tak ada batasan, mungkin
dalam hatinya, ia hanya kepingin jadi orang bebas.
Ia seperti melawan arus. Ia
seperti memberontak. Tapi, ia tidak suka kata “memberontak” mungkin lebih pas
dengan menikmati sesuatu penuh-penuh. Keputusan dan konsekuensi. Segala sesuatu
dimulai dengan menimbang nimbang apapun yang ada di kepala dan apapun yang ada
di hati. Ia menyukai sesuatu yang seimbang.
Pada dasarnya ia adalah
pejuang. Ia tidak suka menyerah kepada keadaan. Jadi jika ada yang mengomentari
sok tahu. Ia tidak akan mendengarkan orang itu. Ia keras kepala. Tetapi, ia
memang lebih suka disebut keras kepala dan bukan keras hati. Hatinya sebetulnya
lembut. Perpaduan itu yang membuat peremuan itu seksi. Ia mempertanyakan segala
sesuatunya bukan hanya dengan kepala tetapi juga dengan hatinya.
Di gerbong kereta yang dingin,
perempuan itu duduk manis. Menuju sebuah kota. Dimana, di sana akan ada ciuman
panjang sebelum akhirnya lelap.
Seringkali, tempat paling asyik untuk sembunyi adalag dadamu sendiri. Terima kasih sudah berbagi, Theo.
ReplyDelete