Satu
kebiasaan yang harusnya dibiasakan kembali adalah membaca buku. 2016 sudah
lewat, dan kini kita sudah masuk ke tahun 2017. Saya memutar ingatan saya
kembali ke sepanjang tahun kemarin, dan mencoba untuk mengingat-ingat,
buku-buku apa sajakah yang saya baca.
Dan semoga di tahun 2017 ini, kita lebih rajin lagi
membaca ya. Ini adalah 10 buku yang menemani saya di tahun 2016:
1.
Doa dan Arwah, Ayu Utami
Buku
ini tidak dibeli di tahun 2016. Tetapi saya membaca buku ini hampir di beberapa
kesempatan sepanjang tahun kemarin. Ada perasaan personal yang coba dibagi oleh
Ayu Utami ketika bercerita banyak tentang Ibunya di dalam buku tersebut. Dan
entah mengapa pada saat yang sama, saya juga turut merasakan keterhubungan dengan Ibu saya. Intinya, saya senang membaca pengalaman Ayu Utami bercerita
tentang Ibunya, doa, dan arwah.
2.
The Brontes, Keluarga Bronte
Adalah
sebuah buku lama yang saya dapat ketika bermain "bertukar buku
kesukaan" melalui facebook. Saya mendapat buku ini dari Karina, seorang
fotografer, saya sudah berteman dengannya di sosial media, namun hingga hari
ini, kami belum pernah bertemu sekalipun. Buku ini berisi puisi-puisi yang
ditulis oleh keluarga Bronte pada jaman itu.
3.
Membunuh Orang Gila, Sapardi Djoko Damono
Saya
suka cerita-cerita pendek Sapardi di dalam buku ini. Tetapi dari semua cerita
pendek yang ada di dalamnya, yang paling saya suka ada dua. Pertama adalah,
tentang anak kecil (kalau tidak salah bernama Rini) dengan payung hitam yang
menunggu Ayahnya pulang dari kerja di bawah pohon asam di tengah hujan. Namun
hingga cerita itu selesai saya baca, Ayahnya tidak pulang-pulang. Saya lupa
judulnya apa. Kedua adalah, Rumah-rumah, halaman 74. Saya suka cerita pendek
ini, karena tentang rindu. Ada kalimat-kalimat dalam cerita pendek ini yang
berbunyi begini:
"Saudara
tinggal di dalam rumah juga, bukan? Saudara pasti pernah merindukan rumah,
tetapi pernahkah saudara merasa dirindukan rumah?"
3.
Avianti Armand, Negeri Para Peri
Saya
suka bagaimana Avianti membangun cerita-cerita pendeknya. Mereka seperti sudah
di-design terlebih dahulu. Mungkin ini juga pengaruh latar belakang Avianti
yang adalah seorang arsitektur. Cerita-cerita di dalam Negeri Para Peri bagi
saya gelap dan menyentak. Karyanya harus dibaca dalam satu helaan nafas
panjang. Dua atau tiga kata kemudian titik, berhasil menimbulkan rasa
penasaran. Ketagihan dan tidak mau berhenti.
4.
The Soul in Love, Deepak Chopra
Buku
ini berisikan kumpulan-kumpulan puisi dari beberapa penyair-penyair besar
seperti: Rumi, Mirabai, dan Tagore. Saya membeli buku ini di pasar buku bekas
daerah Blok M. Beberapa puisinya bisa dibaca dengan random jika kamu suka. Dan
tidak perlu lekas menghabiskan buku ini. Ia dapat dibaca pelan-pelan saja. Satu
puisi kesukaan saya di dalam buku ini berbunyi begini:
"Let
lovers be crazy; disgraceful, and wild
Those
who fret about such things
Aren't
in love."
5.
Gadis Peminta-minta, Toto Sudarto Bachtiar
Buku
puisi kesayangan. Saya pun senang melihat Toto menulis puisi-puisinya.
Terkadang saya seperti dibawa kepada jaman ketika ia masih hidup. Bagaimana ia
melawan di dalam puisi-puisinya, tetapi ada juga ketika ia benar-benar merasa
patah. Tetapi satu puisi kesayangan saya, yang akan terus saya baca
berulang-ulang adalah:
"Kalau
kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan
di atas itu, tak ada yang punya
Dan
kotaku, ah kotaku
hidupnya
tak lagi punya tanda."
6.
The Life of Oscar Wilde, Hesketh Pearson
Biografi
tentang Oscar Wilde. Buku ini saya beli di Kineruku dengan harga yang tidak
terlalu mahal. Berisikan perjalanan Oscar Wilde, dan bagaimana akhirnya ia juga
menerbitkan satu-satunya novelnya yang berjudul The Picture of Dorian Gray.
7.
Kota Ini Kembang Api, Gratiagusti Chananya Rompas
Jika
senang buku puisi, yang satu ini juga bisa menjadi pilihan. Dulu sekali saya
rajin mengikuti haiku Anya lewat grup facebook Bunga Matahari. Senang, karena
buku ini akhirnya diterbitkan ulang oleh Gramedia, setelah sempat diluncurkan
di Ubud Writers pada tahun 2008. Puisi-puisi pendek Anya menggemaskan. Salah
satu kesukaan saya berbunyi begini:
"hujan
bunga-bunga
kecil
berjatuhan"
8.
Buku Tentang Ruang, Avianti Armand
Saya
juga membeli buku ini di tahun kemarin. Puisi-puisi Avanti di dalam buku ini
masih gelap tetapi menyentak. Saya tidak hafal semua judul puisinya yang ada di
dalam buku ini. Tetapi saya merasa, Avianti adalah satu dari sekian banyak penulis yang
dapat bercerita tentang perpisahan dengan indah.
9.
Second Sex, Simone De Beauvoir
Buku
ini adalah hadiah dari kekasih saya. Ia memberikan buku ini, dan saya belum
selesai membacanya. Tetapi di sini Simone bercerita banyak tentang risetnya
tentang perempuan dan pengalaman-pengalaman seksual pertama. Menyenangkan membacanya,
seperti membaca diary saudara perempuanmu.
10.
Tempat Paling Liar di Muka Bumi, Theoresia Rumthe & Weslly Johannes
Bukan
mau narsis. Tetapi saya memang perlu memasukkan judul ini ke dalam daftar 10
buku yang menemani saya di tahun 2016. Buku ini berisi puisi yang ditulis
berbalas-balasan oleh saya dan kekasih, lahir di bulan September tahun kemarin.
Bagi yang belum mendapatkan bukunya, cetakan ke-dua telah beredar di toko-toko
buku kesayangan. Ini adalah salah satu kalimat-kalimat kesukaan saya:
"ini
adalah bungamu, suatu ketika, ia akan mekar, merambatkan akar-akarnya seperti
belantara. lelaki yang memasukinya hanya mereka yang memiliki kunci dan mau
menyesatkan diri"