Monday, October 28, 2013
Silakan Pesan Kaos Gerimisnya!
Silakan pesan, limited edition!
ukurannya HANYA M Cowok / L Cewek, semua all size.
silakan pesan dengan cara email ke perempuansore@yahoo.com
format : nama - alamat - jenis transfer BCA/Mandiri
Pre Order hanya sampai tanggal 5 November. Harga 120 Ribu belum termasuk ongkos kirim.
Thursday, October 17, 2013
“jadi bagaimana rasanya ada di usia 30?”
HORE! Akhirnya saya sampai di
usia 30 tahun. Oh sepanjang hari kemarin bahkan sampai hari ini, ucapan selamat
ulang tahun dan doa dari teman-teman masih mengalir di timeline saya. Terima
kasih untuk kebaikan teman-teman semua.
Beberapa pertanyaan yang muncul
pada akhirnya seperti: “jadi bagaimana rasanya ada di usia 30?”
Saya akan menceritakannya
padamu. Ulang tahun bagi saya adalah kembali ke masa kanak-kanak. Bagi saya
secara harafiah, usia saya bertambah. Tetapi di salam hati saya merasa bahwa
saya tetap kanak-kanak yang sama. Seumur saya hidup, seingat saya, ulang tahun
saya tidak pernah dirayain. Karena itu bukan tradisi keluarga. Beberapa kali
ketika masih di sekolah dulu, Ibu akan rajin mengantarkan kue kepada seantero teman-teman
di kelas. Dan teman-teman di kelas itu akan bernyanyi untuk saya. Mereka akan
bernyanyi bersama dengan Ibu guru di sekolah.
Seingat saya, saya adalah anak
kecil yang selalu mendambakan mengantarkan undangan perayaan ulang tahun kepada
teman-teman yang di dalamnya ada tulisan wajib “tiada kesan tanpa kehadiranmu”
tetapi saya memang tidak pernah mengalaminya.
Saya bersyukur karena saya
tidak pernah mengalaminya. Ketika ulang tahun, yang saya ingat, ketika saya
masih tinggal bersama dengan mereka, setiap malam ulang tahun saya, Ayah dan Ibu
akan masuk ke kamar tidur saya dan berdoa untuk saya.
Mereka tidak pernah membelikan
saya barang mewah. Mereka hanya memberikan doa. Bagi saya doa adalah kado. Bagi
saya doa adalah pemberian terbesar yang pernah saya terima dan selalu saya
terima.
Maka jawaban saya, berada di usia
30 tahun atau 45 tahun, akan sama saja. Tidak ada bedanya. Karena toh itu hanya
masalah umur. Masalahnya adalah bagaimana saya bisa terus-terusan memaknai
hari-hari saya setiap hari dan merayakan kanak-kanak yang tetap hidup di dalam
saya.
Sekali lagi, terima kasih untuk
ucapan doa bagi saya yang terus mengalir hingga saat ini. Semoga Tuhan membalas
kebaikan hati kalian semua. Mari rayakan hidup!
ini saya. mungkin ini usia saya satu atau dua tahun. saya tetap anak-anak yang sama.
Tuesday, October 15, 2013
Sebuah Catatan Tentang Diri Menuju Usia 30 Tahun
gambar dari weheartit.
Pagi ini ketika bangun saya
merasa perlu menulis sesuatu. Bahwa menulis adalah terapi, dan saya tetap
percaya itu sebagai terapi saya juga. Tidak selalu ad aide baik di kepala saya
ketika bangun tidur. Kadang-kadang saya bangun dengan sesuatu yang random bahwa
saya perlu pergi untuk mencabut uban (uban saya banyak sekali, btw) atau ide
random lainnya yaitu saya ingin pergi ke kineruku hanya untuk menonton saja.
Kamu pernah bangun di suatu
pagi dan mendapatkan dirimu juga memiliki ide random di kepala?
Tapi pagi ini saya bangun
dengan sebuah ide random di kepala tentang satu kata yaitu “maaf” dan berpikir
untuk menuliskannya untukmu. Biarkan saya menceritakannya ya. Pernahkah kamu
bermasalah dengan orang lain, tetapi reaksi yang keluar adalah kamu uring-uringan
tidak jelas dengan orang lain (bukan orang yang bermasalah denganmu langsung).
Jadi kesimpulannya adalah
kadang-kadang ketika kita sedang marah terhadap orang lain dan tidak
menyelesaikan rasa marah kita, hal ini akan membuat kita punya respon yang
salah terhadap orang lain, yang jelas-jelas tidak punya hubungan dengan rasa
marah kita sendiri.
Beberapa minggu yang lalu saya
mengalaminya. Saya bekerja pada sebuah radio dan radio saya ini sedang ada pada
sebuah sistem baru dan entah kenapa, saya memang sulit sekali untuk mau
menerimanya. Ketika itu reaksi saya adalah saya marah. Tapi saya juga tidak
tahu saya marah kepada siapa. Rasanya di salam hati ini, saya tidak suka dengan
sistem baru itu. Dan saya marah kepada orang-orang yang menyetujui sistem itu
terjadi.
Nah ketika itu, reaksi saya
macam-macam: salah satunya kadang saya mendiamkan orang-orang di kantor. Dan itu
menyebalkan. Saya adalah orang yang menyebalkan itu.
Ketika R. (atasan saya di
kantor) orang yang sangat sabar selama ini dan begitu baik mengajak saya
ngobrol, ia mengatakan bahwa saya orang yang “complicated”, “butuh perlakuan
khusus” dan “tidak fleksibel.”
Oh, ini adalah catatan bagi
saya.
Saya merenung panjang ketika
perjalanan saya di dalam kereta menuju Jogjakarta. Dan saya paham betul bahwa,
saya punya sebuah idealism. Di dalam bersiaran, saya senimannya. Saya tidak
suka dengan sistem baru ini. Dan “menjadi menyebalkan” adalah aksi protes saya
tehadap sistem. Tetapi saya lupa bahwa ketika saya “menyebalkan” saya banyak “menyakiti”
orang lain yang tidak tahu apa-apa.
Catatan pertama buat diri saya : ketika
kamu sedang menyebalkan, jangan sakiti orang lain dari sikap maupun perkataan. Karena
mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam dirimu, please!
Setelah saya coba menjelaskan segalanya yang ada di dalam hati saya, ngobrol dari hati ke hati dan meminta maaf. Ada rasa plong di hati saya. Saya seperti menemukan sebuah pandangan baru. Dan sudut pandang itu adalah dari orang lain.
Catatan ke dua buat diri saya :
meminta maaflah jika kamu merasa kamu sudah menyakiti.
Kadang ketika hati kita sedang
tidak jelas. Kita menyakiti orang lain yang tidak tahu apa-apa.
Catatan ke tiga buat diri saya
: jauh-jauh dulu atau tarik diri dulu dari orang lain ketika kamu tahu bahwa
hatimu sedang tidak jelas atau tidak baik.
Besok, saya tepat berusia 30
tahun. Saya rasa tidak perlu neko-neko untuk memasuki usia 30. Cukup beberapa
catatan tentang diri. Dan mengevaluasi segala sesuatu yang terjadi tiap hari.
Tuhan Yesus, terima kasih untuk kesempatan demi kesempatan yang Engkau berikan
di dalam hidup saya. Ijinkan saya untuk melakukan kehendakMu lebih lagi. Amin.
**terima kasih Austinboy untuk kesabarannya dalam banyak hal.
**terima kasih Austinboy untuk kesabarannya dalam banyak hal.
Monday, October 14, 2013
Rumput Di Halamanmu Akan Hijau Pada Waktunya
gambar dari weheartit.
Pernah nggak sih ada pertanyaan
ini di kepalamu “ih enak ya kayak si A, kerjaannya jalan-jalan terus” atau “duh
si B tuh lagi asik banget ya di kantor
banyak dapet promosi ini itu” atau keluhan tiap malam minggu yang sering sekali
keluar dari diri kita, ketika kita melihat orang lain berpasangan.
Pertanyaan-pertanyaan ini
keluar karena kehidupan orang lain “kelihatannya” lebih menarik ketimbang
kehidupan kita sendiri. Padahal kita tidak pernah tahu bahwa jika kita berpikir
sebaliknya, jangan-jangan orang lain itu justru sebenarnya iri dengan kehidupan
kita. Jangan-jangan orang lain yang kita pikir “keren” itu sebenarnya ingin
bertukar posisi dengan kehidupan kita.
Saya sering sekali mendapat
komentar dari orang lain seperti ini “ The, enak banget sih hidup lo. Kerjannya
jalan jalan mulu. Dapet duit lagi!” atau “Enak banget sih hidup lo, bisa
maksimalin apa yang lo punya, dan dapet hidup dari sana.”
Saya suka senyum-senyum saja
jika ada yang komentar seperti itu. Karena begitulah kenyataannya. Kehidupan
yang sudah lama saya bayangkan sejak saya masih di sekolah menengah pertama,
semua terjadi ketika saya dewasa. Ketika masih sekolah dulu, saya memang tidak
pernah membayangkan akan bekerja kantoran. Dan saya selalu membayangkan ketika
saya sudah menikah nanti, saya akan jadi Ibu sekaligus sahabat kepada anak-anak
saya.
Oke, saya memang belum menikah
sekarang. Tapi kita lihat saja nanti ketika saya memasuki dunia pernikahan.
Tapi ketika kembali ke dunia pekerjaan dan apa yang sekarang sedang saya
kerjakan, saya merenung bahwa:
“Seringkali kita iri dengan
keberadaan orang lain hingga kita lupa pada hal kecil yang kita punya yang bisa
dikelola untuk menjadi sesuatu yang besar suatu hari nanti.”
Saya dibesarkan dengan segala
keterbatasan. Ayah dan Ibu saya bukan orangtua yang berada. Tetapi mereka
membesarkan saya dengan kedua kakak saya dengan fokus kepada hal-hal kecil yang
kami punya. Sejak kecil Ibu membiasakan saya untuk “tampil” bernyanyi atau
membaca sajak di depan banyak orang. Ternyata setelah saya dewasa, saya tumbuh
menjadi orang yang berani ketika ada di depan banyak orang.
Dan Ayah selalu berulang kali
mengingatkan anak-anaknya untuk rajin membaca. Dan tanpa disadari, membaca
inilah yang pada akahirnya membuat saya belajar banyak hal.
Dari semua yang saya bicarakan, saya hanya mau bilang bahwa: suatu saat waktumu akan datang. Bersiaplah. Karena rumput di halamanmu akan hijau tepat pada waktunya! Jangan pernah berpikir bahwa hidupmu tidak menarik. Fokus kepada hal kecil yang kamu sukai dan buatlah hidupmu untuk menjadi menarik.
Jangan pernah berpikir bahwa,
bagaimana jika saya bisa meminjam hidup orang lain, tetapi berpikirlah bahwa
bagaimana saya harus menjalani hidup saya sendiri dengan menarik, sehingga
suatu hari nanti orang akan datang kepadamu dan bilang “boleh nggak ya, gue
pinjam hidupmu sesekali!”
Sunday, October 13, 2013
Sedikit Cerita Tentang Perjalanan Jogjakarta
sempat mengunjungi @LIRshop dan itu pakai kaos sablonan dari krackstudio :)
Halo,
lama tidak menulis. Saya kangen sekali. Mohon maaf karena akhir-akhir ini saya
banyak sekali harus menyelesaikan remah remah pekerjaan yang memang sedang
sangat menumpuk.
Tetapi,
tahukah kamu, bahwa saya sangat rindu untuk menulis. Rindu mendengarkan jari
jari saya berbunyi diantara tuts komputer biru saya. Biasanya saya panggil dia
Bung Leno.
Kali
ini saya menulis dari sebuah rumah di Jogjakarta. Rumah yang asri sekali. Kamu
bisa merasakan anginnya yang begitu lembut ketika kena di mukamu. Membuat kamu
hanya berhasrat untuk menulis.
Terus
terang Jogjakarta dengan saya, seperti sahabat lama. Aroma kota ini sangat
familiar. Seperti mencium aroma eyang berkebaya dan memakai jarik.
Akhirnya
saya berkunjung kembali ke kota ini karena diundang oleh teman-teman Fakultas Ekonomi, UGM.
Mereka megundang saya untuk bicara soal “Speaking Up Against Injustice.” Ah, ini
pengalaman pertama kali saya bicara di UGM dan diladeni oleh panitia yang
sangat telaten. Mereka profesional sekali. Terima kasih ya teman-teman!
Menarik
ketika, saya datang lagi di kota ini setelah dewasa di Bandung. Kota yang
pernah menerima saya ketika saya belum genap berusia tujuhbelas tahun, dan saat
ini (lebih tepatnya beberapa hari lagi saya akan berusia tigapuluh tahun).
Sungguh senang menemukan bahwa saat ini saya sudah berada di dimensi yang berbeda. Tetapi aroma kota Jogjakarta masih aroma yang sama. Sederhana dan wangi.
Sungguh senang menemukan bahwa saat ini saya sudah berada di dimensi yang berbeda. Tetapi aroma kota Jogjakarta masih aroma yang sama. Sederhana dan wangi.
Menjelang
usia tigapuluh, doa saya: saya ingin punya seseorang yang tepat dan ingin pergi
ke kota kota lain yang lebih jauh.
Semoga!
Thursday, October 3, 2013
Semacam Event!
Grace Sahertian with Soul
Survivor live at Java Soulnation Festival.
Friday Oct 4th, 7
PM, URBANATION Stage.
Come see us and feed your soul!
Tuesday, October 1, 2013
Semacam Event!
Yang di Jogja, mari bertemu di
sini:
Equality Talks 2013
“Speaking Up Against Injustice”
Sabtu, 12 Oktober 2013
Tempat, Djarum Hall Pertamina Tower,
Lantai 6 FEB UGM.
Info lengkap Hub Laras. 085697786823.
Atau follow @BPPMEQuilibrium
Subscribe to:
Posts (Atom)
Featured Post
Sebuah Catatan Tidak Kreatif Tentang Cara-Cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai
Cara-cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai, adalah sebuah buku yang sedang kamu tunggu. Ia lahir sebentar lagi, tepat di 16 A...