*kak iko dan kak lulu. pic saya ambil dari fimela.com
Selanjutnya adalah Marthin
Endrico Saba. Pelatih. Mentor. Sahabat. Biasanya kita semua menyapanya Kak Iko.
Ada sesuatu yang sangat menarik dari orang ini. Seperti magnet, kamu akan
nyaman mengobrol lama-lama dengannya. Ketika kenal Kak Iko lebih dekat, Kak Iko
seperti seorang papa sekaligus kakak laki-laki. Selalu memberi petuah. Selalu
membikin nyaman. Silakan follow twitternya di sini Berikut adalah interviyu saya dengan Kak Iko:
TR: Oke, Kak Iko, kita mulai
ya. Bisa sebutin nama lengkap, TTL, dan ceritain awalnya bergabung dengan
Glorify?
MS: Marthin Endrico Saba. 4
April 1970. Waktu itu GTLE latihan pertama di Tamansari (sekarang Cafe Halaman)
Anggota pertamanya SABA (Kak Denny, Kak Iko, Ivan) Simangunsong Sisters (Imel,
Dewi Lestari, Dede Arina “Mocca”) sama beberapa orang lagi bareng Papa Daud
tentunya. Ketua awal Mas Lucky Soeryo.
TR: Oke, kak Iko bisa ceritain
dong GTLE awal-awal tuh kayak gimana sih. Maksud aku lagu-lagunya terus
bounding-nya?
MS: Lagu awal, Glorify Thy
Name, I Love You Lord, The Lord Bless You, Doa Bapa Kami, I Am. Jadi warnanya
kayak gitu. Lalu berkembang ke lagu-lagunya: Motor Citty Mass Choir, Alvin
Slaughter, Joyful, Happy Day. Tapi btw, latihan awal yang hanya ber-sepuluh-an
itu yang tough banget! Kadang hanya ngumpul bentar, ngobrol, lalu makan deh
hehe. Kadang kalau nggak latihan di Tamansari juga di rumahnya Dewi. Mulai
ambil pelayanan di acara-acara dimana aja semangaaattt! Dan pulang pelayanan
selalu makan ... Papa teaaaa J
TR: Wow. Seru juga ya ternyata
jaman itu. Nah kita ngobrolin tentang Papa Daud. Sosok Papa Daud di mata kak
Iko kayak apa?
MS: Papa luar biasa! Papa
adalah seorang ayah yang sangat menghargai anak-anaknya. Papa juga adalah
sahabat, temen curhat, temen ketawa bareng, guru, sekaligus panutan. Yang
paling gila, papa itu sosok yang “lintas generasi” papa lahir sebagai seniman
tulen. Nah kita sebagai anak-anaknya, bayangin aja, dari kecil ‘belajar hidup’
yang artinya belajar ‘menikmati hidup’ dalam kondisi apapun. Dan yang luar
biasa mama Vien beda sama papa 180 derajat. Perpaduan yang menggairahkan
hahahaha ... Tapi most of it all, percaya atau nggak, papa itu sama sekali
nggak pernah pukul anak-anaknya, itu keren banget. Pendekatannya selalu kayak ‘sahabat.’
Papa dan mama adalah sosok orang tua yang nggak pernah maksain kehendak sama
anak-anaknya apapun jalan yang kita ambil selalu mereka hargai. Nanti kalau
salah baru dikasih tahu. Yang mutlak harus ke gereja, doa nggak boleh putus,
dan takut akan Tuhan itu harga mati pokoknya. Kita bertumbuh dan dididik dalam
pola hidup yang sederhana, jauh dari hidup mewah tapi minum susu harus, Hahahaha.
Ampuuunnn.
--Perbicangan saya dan kak Iko
putus dan dilanjut dengan pertanyaan selanjutnya via email—
TR: Apa yang bikin kak Iko
bertahan di GTLE?
MS: Ketemu dengan Tuhan Yesus
di Glorify, breakthrough & berubah
di Glorify . Glorify adalah keluarga dan rumah. Di sini kita jadi diri kita apa
adanya, bisa kesel juga kecewa, tapi bisa juga menerima dan saling memaafkan.
Ketawa dan nangis bareng di Glorify, di sini tempat untuk bertumbuh dan jadi
dewasa. Belajar yang namanya Commitment, tanggung jawab, bertahan dalam proses &
menemukan arti hidup di Glorify. Glorify juga membawa masuk ke suatu waktu
Tuhan untuk ketemu dengan (my one and only love) Lulu kesayanganku (Kak Iko
menikah dengan Prita Laura/Lulu, presenter MetroTV). Di Glorify ketemu dengan
pribadi-pribadi yang dashyat dan punya talenta luar biasae, belajar tentang
pentingnya kesehatian, ibarat puzzle masing-masing kita ternyata punya peran di
Glorify, nggak ada Superman! belajar untuk saling menghargai satu sama lain,
Glorify ada & bisa bertahan hanya karena Kasih Karunia Tuhan .
TR: Dari dulu sampai sekarang
ada nggak perubahan paling besar yang kak Iko rasain di GTLE, yang juga
memberkati kak Iko?
MS: Iya doong, dalam banyak
hal. Karena ada kalanya tiap angkatan itu punya 'gaya dan warna' yang berbeda. Misalnya
dalam cara beradaptasi, berkomunikasi, keorganisasian, latihan, sampai juga
guyonan. Yang penting dan nilai-nilai yang dipegang harus tetep kuat. Anyhow
to be honest, terlepas dari apapun, kak Iko sangat terberkati ngeliat juga menyaksikan pribadi-pribadi yang 'diubahkan' oleh Tuhan. As a leader, merupakan
kepuasan tersendiri, dan bersyukur karenanya. Itu nikmatnya lebih dari apapun!
TR: Lagu favorit kak Iko selama
di GTLE apa dan kenapa?
MS: Lagunya Papa, Damai Abadi
& Nahkodaku. Secara komposisi aransemen sangat luar biasa! Dan latar
belakang cerita dari lagunya punya makna yang sangat dalam & menyentuh!
Belum lagi, karena kita ngalamin juga pada saat lagu itu dibuat, jadi tambah
powerful. Papa orangnya romantis, melankolis sekaligus jenius. I'm sooo proud of him!
TR: 3 kata tentang GTLE?
MS: Komitmen, Proses
& Cinta.
TR: What's your best wishes for
GTLE?
MS: Pray that God will give our
hearts desire and expand our area where we can bless more people with our
incredible God's given talent. And may He take us higher and higher to be the
answer for this generation :) always remember too, kalau kita bukan hanya
sekedar 'nyanyi', tapi 'melakukan' dan 'menghidupi' apa yang kita nyanyikan. Karena
hidup kita semua adalah ibarat 'surat terbuka' yang bisa dibaca dan dinikmati
oleh semua orang. Berharap kalau tiap pribadi yang ada di Glorify bisa bertahan
dalam prosesnya Tuhan, dan berubah jadi seperti yang Tuhan inginkan. Berharap,
ke depan kita bisa memberkati orang dengan bawain genre lagu yang lebih bisa
diterima oleh lebih banyak orang lagi. Bukan hanya lagu 'rohani', tapi
lagu-lagu lain juga yang punya nilai powerful. Stay in Jesus, stay humble, stay
sweet & strong. Once again, semua hanya karena anugrah dan kasih
karunia-Nya. Glorify The Lord Ensemble, adalah warisan yang turun temurun
sampai anak cucu kita, dan akan selalu jadi berkat bagi siapapun. Ameen!
TR: Terimakasih kak Iko for
sharing. Tuhan sayang kak Iko dan keluarga selalu!
No comments:
Post a Comment