Begini rasanya jika lama tidak
menulis. Ada rasa kangen juga mendengarkan bunyi tuts netbook yang sexy.
Kata-kata terus mengalir di dalam hati dan pikiranku sepanjang hari ini.
Sementara aku mungkin cukup lelah menulis—mungkin juga karena sedang asyik dengan
pikiranku sendiri. aku sendiri sampai bingung hendak menulis dari mana.
Aku meminjam buku Norwegian
Wood karya Haruki Murakami dari seorang teman dan membacanya hanya dua hari
saja. Buku setebal itu, berhasil aku selesaikan begitu cepat. Buku itu terlalu
vulgar, terlalu banyak cerita sex-nya. Tapi aku suka alur ceritanya.
Lalu, aku mengingatmu.
Tidak terasa hampir empat
bulan—sejak melepaskanmu. Sudah sekitar empat tahun ternyata
sejak awal aku mengenalmu. Perjalanan yang tidak cukup sederhana tentu saja.
Penuh sensasi. Aku menyukainya seperti aku begitu menyukainya. Berani
mengungkapkannya. Oh, tentu saja aku ini adalah gadis yang pemberani. Aku
dengan obsesi tinggi yang ingin menjadi penulis sedangkan kamu dengan obsesi
sederhana, hanya ingin punya anak-anak perempuan yang lucu-lucu.
Betapa itu indah.
Kalaupun saat ini kamu ajukan
pertanyaan padaku, jawabanku masih tetap sama, aku ingin menjadi penulis. Aku
ingin menjadi Ibu. Aku juga ingin punya anak perempuan yang lucu-lucu. Aku akan
rajin mendandani rumah kita dengan hangat. Aku berjanji akan belajar memasak.
Akan banyak sekali pesta kecil dan perayaan di rumah kita. Karena aku suka
sekali perayaan. Akan selalu banyak tamu yang keluar masuk. Tidak apa, aku
suka. Teman-temanku atau teman-temanmu boleh menginap juga sesuka mereka.
Ketika menulis ini, aku
mengingatmu.
“Hey, kamu sedang apa?”
Seingatku ketika bersama, aku
memberikan hampir seluruh hatiku. Begitu kuatnya niat di dalam hatiku bahwa aku
ingin bersamamu. Bahkan ketika aku berdoa pun, kamu yang aku minta. Aku bilang
kepada Tuhan, kalau boleh aku memilikimu. Aku hanya ingin hidup bersamamu.
Tuhan diam saja. Buktinya, saat ini kita tidak bersama. Ah, mungkin ini jawaban
Tuhan. Entahlah.
Tapi ketika aku mengingatmu
kembali, kenapa aku masih begitu sedih. Pipiku basah kembali. Padahal aku sudah
bertekad bahwa aku tidak boleh lagi menangis. Tapi, aku ini bodoh. Bukankah
dengan menangis aku melepaskan sesuatu. Melepaskan sesuatu yang tersendat itu.
Walaupun mungkin dengan menangis tidak semuanya keluar.
Aku berpikir kembali tentang
kata cinta dan menemukan bahwa selama ini cintaku kepadamu itu murni. Walaupun
aku meminta imbalannya, yaitu kita bisa hidup bersama. Kemudian aku harus
menerima kenyataan bahwa tidak bisa. Aku lalu mengambil keputusan bahwa aku
yang harus beranjak, move on, seperti
itukah sebutannya.
Entah mengapa ketika
menjalaninya, aku mengingatmu kembali. Aku merasa kamu sekarang berbentuk
sisa-sisa. Seperti air mataku yang masih menetes satu atau dua tetes. Ya, kamu
seperti itu. Hanya sisa-sisa, yang seiiring dengan waktu akan habis. Aku tidak
mau kamu terus-terusan menjadi sisa di hatiku. Aku harus melepaskan kamu utuh.
Malam ini, ketika aku susah
sekali tidur dan memejamkan mata. Aku ingat kamu lagi, masih dengan bayangan
yang sama.
“Hey, kamu apa kabar? semoga malam ini tidurmu nyenyak dan tidak mimpi
buruk.”
Seperti yang selalu aku bilang
di sms-smsku ketika malam menjelang.
“Sleep
tight.”
Masih tidak bisa tidur, lalu
aku memutuskan untuk menulis ini. Ketika aku menutup netbook, dan hendak tidur
nanti. Aku bertekad. Kali ini tekadku penuh dan begitu bulat. Aku ingin
berbisik kepada Tuhan begini,
“Tuhan,
kali ini aku ingin jatuh cinta lagi..”
Dago
349. 14 Agustus 2011. 01:45—diluar suara motor berlari kencang. Mungkin
pengendaranya buru-buru pulang hendak sahur.
malam ini terasa begitu sunyi
ReplyDeletemereka yang tadarus sudah menutup kitab suci
kelelahan, mendekur di pojok musholla
penat namun bahagia karena pundi-pundi pahala yang dijanjikan
jangan biarkan kesunyian mencekammu
percayalah masih banyak cinta di luar sana
asal saja kamu pandai menjemputnya
entahlah apa ada hubungannya paragraf satu dan dua
tapi makin larut akupun ingin tidur
selamat malam ..
ia akan datang, Theo..
ReplyDeletecinta yang akan menemukanmu
sama sepertiku,,
ReplyDeleteyahh..mungkin "cuma" rindu.
merindulah,,namun jangan tenggelam,