Hujan kali ini tak datang
sayang. Ia sembunyi di balik beha barumu. Beha yang baru saja kau beli.
Warnanya pink fusia. Seperti kejutan, hujan seakan tahu bahwa sekali-kali hidup
ini butuh kejutan.
“Behamu
lucu.”
“Terima
kasih.”
Percakapan singkat kita pada
sebuah pagi yang belum benar-benar pagi. Kau cantik sekali pagi itu. Baju
tidurmu yang tipis semakin memamerkan beha dan juga payudaramu. Rambutmu yang
acak-acakan dan matamu yang masih sedikit mengantuk.
“Jadi
kita tidak jadi mengakhirinya?”
“Aku
pikir lanjutkan saja. Toh cinta antara kita masih menyala kan?”
Kau mengangguk perlahan. Lalu
tersenyum kecil. Kemudian memandang ke langit. Aku juga refleks melakukan hal
yang sama. Kelip beberapa bintang masih tersisa di sana. Bulan juga masih ada.
Di kejauhan sinar-sinar kemerahan mulai menyembul perlahan.
Sinar kemerahan itu kini muncul
di pipimu. Membuat pipimu merekah. Sebentar lagi matahari akan terbit di sana.
Dan ketika hal itu terjadi, aku mau menyaksikannya. Ketika pipi dan tubuhmu
merekah lalu terbelah.
“Sebentar
lagi aku harus pergi.”
“Aku
ingin kecup bibirmu sekali lagi.”
Kali ini senyummu lebar sekali.
Begitu lebar, berubah menjadi embun. Kemudian terbang ke langit. Menyatu dengan
garis-garis merah di sana. Beha pink fusiamu lalu berubah menjadi garis-garis
tipis bergabung dengan warna-warna lainnya.
Dago
349. 22 Agustus 2011. 05:02—hey kamu, selamat pagi :D
No comments:
Post a Comment