Gerbong
kereta yang berderit-derit membawaku kepada sebuah perjumpaan ingatan ketika
itu, kau datang dengan dua lembar tiket sebuah perjalanan, menuju Buru, katamu.
Dua lembar tiket itu adalah sesuatu yang lain. Cinta datang menyerupai sesuatu
yang lain, tak ada debar-debar berlebihan, semuanya biasa saja. Kadang yang
sederhana seperti itu indah saja. Kau dan aku pada akhirnya keras kepala untuk
membuat sebuah perjalanan bersama: kadang di dalam perjalanan yang masih
terlalu muda ini kita menemukan terlalu banyak batu karang dan jalan berlubang.
Ingatanku kembali lagi kepada dua lembar tiket itu—yang kau beli karena telah
memilih bersamaku. Hal
yang bagi kita mustahil tapi tidak bagi cinta. Cinta membuat jalan dua orang
muda yang penuh lubang dan batu karang menjadi biasa saja, bukan karena lubang
dan batu karang itu mendadak hilang, melainkan ini: kau bahkan tak perlu ragu
barang sedikitpun untuk melewati jalan berlubang dan penuh batu karang itu,
bersama seseorang yang kau sebut, Jiwa.
Selamat hari jadi jiwa, panjang umur dan mari bercinta hingga lanjut usia.
***
#sebuahcatatanharian
Gerbong Kereta, 26 Agustus 2017. 14.27 wib.
No comments:
Post a Comment