gambar via googling.
Sedang berpikir banyak dan
sedang mengerjakan banyak. Ada satu fase di dalam hidup saya yang begitu egois.
Yaitu saya ingin segala sesuatunya lebih clear. Dan lebih jelas. Dimana saya
harus lebih banyak deal dengan pribadi saya yang “keras” di dalam.
Untuk urusan yang menyangkut
idealisme. Percayalah ada hal-hal yang tidak bisa ditawar dengan saya. Sekali “enggak”
itu bisa “enggak” untuk selamanya. Si Theo yang keras kepala. Dan saya sedang
deal dengannya.
Beberapa tahun yang lalu,
ketika saya memutuskan untuk tinggal di Bandung dan mengerjakan apa yang saya
percaya sebagai passion. Saya mendapat banyak tantangan dari dalam keluarga
dekat saya sendiri. Bisa dibilang mereka tidak setuju. Bahkan mereka “memaksa”
saya untuk melakukan apa yang sesuai dengan keinginan mereka.
Dan muncullah kebiasaan buruk
saya yang diakibatkan oleh “keras kepala” saya. Saya bisa mendiamkan mereka
berhari-hari. Bahkan berbulan-bulan. Tentu saja ini bukan contoh yang baik.
Janganlah ditiru.
Toh pada akhirnya kami bisa
baikan lagi. Karena saya percaya restu orang tua adalah harga mati. Dan
kemudian saya menjadikan itu sebagai prinsip hingga kini.
Tetapi saya semakin yakin bahwa
saya adalah “Single Fighter” banyak hal di dalam hidup yang kemudian bisa saya
perjuangkan sendiri. Dan saya adalah orang yang tidak bisa dipaksa. Karena semakin
saya dipaksa, semakin saya akan bilang tidak.
Deal dengan si Theo yang keras
kepala.
Namun ketika menulis ini, saya
hanya ingin memastikan satu hal. Keras kepala lah terhadap apa yang hatimu
percaya. Karena itu bisa jadi adalah keyakinan. Keyakinan tersebut yang akan
menuntun kita kepada sebuah jalan.
Saya sedang ada di dalam
keyakinan itu. Masih berjalan ke arah sana. Dan sudah semakin dekat.
So, apa yang menjadi keyakinanmu?
No comments:
Post a Comment