Semalam,
kamu datang lagi. Kali ini kamu mengunjungiku dengan penuh gelisah. Aku selalu
bertanya-tanya, apa yang membuat kamu selalu seperti itu kepadaku. Dalam hati
aku selalu mengumpat kenapa
sih kamu tidak pernah mengunjungi aku dalam keadaan gembira.
Tetapi
syukurlah, umpatan itu hanya aku simpan rapat. Tidak berani keluar dari
mulutku. Kamu lalu duduk di depanku, rasanya kita belum pernah saling memandang
selama itu. Aku menatap lurus ke dalam bola matamu. Aku bisa melihatnya hitam
dan gelisah. Kamu hanya diam saja. Kegelisahanmu semakin terasa ketika kamu
menyentuh lenganku dan pelan pelan mentautkan jari-jarimu dengan jari-jariku.
Kamu
menyentuh punggung tanganku, kamu seperti sedang berpikir keras untuk
mengatakan sesuatu, aku menunggu ... tapi tidak satupun kata keluar dari
mulutmu. Kamu menghembuskan nafas pelan. Aku bisa merasakan hangatnya. Aku
kembali menatap lurus ke dalam bola mata hitammu, dan menemukan bukan hanya
gelisah, kini mata itu berubah sedih.
Jari-jarimu
merangkul jari-jariku erat. Semakin merapat. Aku gelisah, lalu mengendurkan
sedikit jari-jari tanganku darimu, tapi kamu tetap menggenggamku erat. Seakan
tidak mau lepas. Seakan kamu takut aku pergi meninggalkanmu.
Kemudian
datang pagi. Aku kaget, lalu membuka mataku. Ternyata aku bermimpi. Namun
gelisah dan sedih dari bola matamu, tetap sesak dalam dadaku.
bagus
ReplyDeletekereeen..kebayang itu cuma mimpi :(
ReplyDelete