gambar dari googling.
Membaca Rahasia Renjana, Prita
Prawirohardjo hanya dalam semalam. Saya begitu hanyut. Satu dari beberapa
cerita itu adalah saya. Membaca Rahasia Renjana seperti membaca diary, diary
hati. Terasa atau tidak, setiap hati kadang terlanjur menyimpan rahasia. Hati
seperti dipaksa untuk “menyembunyikan.” Lalu apa rahasiamu?
Rahasia Renjana tidak hanya
menyuguhkan cerita, tetapi rasa. Setiap kita diajak untuk turut icip setiap
rasa yang ada. Rasa jatuh cinta, kehilangan, melepaskan, menyembunyikan.
Semuanya dirasakan dengan jujur. Toh makna jujur dalam hal ini adalah bukan
kepada orang lain melainkan ke diri sendiri. Seperti anak remaja, menulis diary
dengan kode-kode lalu digembok. Seperti itulah Rahasia Renjana akan membuatmu
menebak segala teka tekinya.
Ketika membaca Rahasia Renjana,
saya teringat kata “punggung.” Sesuatu yang terletak di bagian belakang tubuh
manusia ini, adalah penumpu tubuh. Tetapi dengan hanya melihat punggung, itu
bisa membuat seseorang jatuh cinta. Lainnya, punggung juga bisa bercerita tentang
rahasia. Rahasia ada yang disimpan, tetapi ada juga yang dibagi. Dibagi kepada
siapa, tentunya dengan orang dekat. Bukankah hanya orang dekat yang biasanya
mampu melihat punggung kita dengan jelas. Dan bahkan tahu setiap jerawat yang
tumbuh di sana.
Rasanya Prita seperti mengajak
saya bukan untuk melihat punggung saya. Tetapi melihat punggung orang lain. Melihat
punggung orang dekat saya. Tempat di sana saya pernah jatuh cinta, memeluk
punggungnya dari belakang, kemudian melepaskannya perlahan.
[silakan dapatkan buku Rahasia Renjana di http://nulisbuku.com/books/view_book/5598/rahasia-renjana dan follow Prita Prawirohardjo di @prita165]
bahkan aku sekarang mampu jatuh cinta dan merindukan punggung seseorang tanpa ia menoleh, tanpa mengetahui wajahnya seperti apa.
ReplyDelete