Dimulai dari sebuah email
yang datang dari Mad Alkatiri, ia mengajak untuk turut serta berbagi sebuah
pengalaman tentang kampung halaman. Tentu saja, tawaran ini langsung diiyakan
oleh saya. Bercerita tentang keindahan Ambon, Maluku kepada siapa saja adalah
sebuah kewajiban.
Pada hari yang sama, ada
beberapa teman lain yang juga berbagi ada @diyantouchable yang berbagi tentang
payakumbuh, Sumatera, @gilangtamma yang berbagi tentang Lombok, @Alderina
berbagi tentang Sidoarjo, @Tyohan yang berbagi tentang Sorowako, @GrahamHills
yang berbagi tentang western Australia.
Bagi saya, berbicara tentang
kampung halaman selalu menyenangkan. Karena dari sanalah asal. Kampung halaman
bicara soal leluhur yang akhirnya membentuk siapa kita di masyarakat kini.
Kampung halaman adalah rasa kembali kepada “asal” ada rasa bangga untuk selalu
cerita tentang tanah kelahiran.
Akhirnya saya bercerita.
Tentang perjalanan. Tentang bagaimana saya kecil dari kapal ke kapal sudah
diajak oleh ayah dan ibu dengan rute Ambon-Banda-Tual-Geser-Gorom lalu singgah
dan tinggal beberapa waktu di Larat, kemudian kembali ke Ambon.
Ingatan masa kecil saya
kembali ke masa kecil dimana yang saya lihat adalah pulau pulau berwarna biru
dengan pasir putih dan kicauan burung yang banyak, bahwa Maluku ada negri
eksotis yang wajib untuk dikunjungi. Saya lalu cerita tentang: beberapa pantai,
sopi, gereja soya, rujak natsepa, dan pasar mardika.
Silakan follow @wegoid untuk menikmati keseruan destinasi lainnya.
Apa cerita tentang
kampung halamanmu, tanah kelahiranmu?