Seperti bosan, terkadang warna-warni balon pun tidak
menarik perhatianmu. Padahal setelanmu hari itu adalah rok renda putih, dengan
keranjang di sisi tangan kirimu. Hendak piknik membawa balon-balon.
Bercinta.
Seperti katamu selalu, alam terbuka seperti
perempuan telanjang, begitu sexy. Membuatmu selalu ingin berlari dengan kaki
telanjang, di bawah ranting, di antara hujan, pada keramaian burung.
Hari itu, langit beku. Hujan berhenti. Tak ada
sesuatupun yang hangat yang bisa kau temukan seperti biasa : matanya. Mata yang hangat,
dengan bulu-bulu mata yang lentik. Yang selalu kau tunggu-tunggu, menghampiri
dengan tubuh hangat : peluk.
Entah mengapa kini, keranjang berisi balon-balon warna
di sisi tanganmu itu seperti melompat kegerahan ingin keluar. Mereka sesak
nafas. Hanya ingin terbang. Karena hidup mereka bukan di dalam keranjang.
Antara melepaskan dan tidak. Kebingungan.
keren :D
ReplyDeleteSeperti balon. Ketika dia ku ikat dengan pemberat batu, terbangnya hanya sebatas tali yang mengikat. Menjelang malam, dia menciut. Esok paginya ku lepas pemberatnya. Dia terbang bebas ke angkasa dengan gerak yang perlahan. Semakin keatas. Semakin keatas. Dan pergi.
ReplyDelete