Thursday, February 1, 2018

Sunyi dan Sendiri








Maksudku, saya tak bisa berbohong. Punya ruangan sendiri untuk menulis adalah sebuah keistimewaan. Senyap. Hanya saya dengan buku-buku. Atau hanya saya dengan buku tulis dan layar komputer. Tetapi saya perlu ada di dalam sebuah ruangan sunyi. Saya semakin yakin ada banyak sekali hal yang membuat seseorang dapat menghasilkan sebuah karya, namun hanya ada dua hal penting di mana karya itu dapat dipersiapkan sehingga ia lahir dengan baik. 

Pertama adalah kesunyian. Di dalam kesunyian ada sebuah kelonggaran di sana. Kesunyian juga memberikan kelegaan. Barangkali, rasanya seperti ini duduk di atas kloset, sendirian, rasanya lebih puas, ketimbang kau duduk di atasnya beramai-ramai. 

Yang kedua adalah kesendirian. Belajar tidak takut ketika sendiri itu adalah hal yang penting. Karena di dalam kesendirian, banyak orang yang merasa ditinggalkan, padahal sendiri, adalah waktu luang untuk bersama diri sendiri, mengenal, memeluk, atau sekali-kali berbenah. Tapi bicara soal berbenah, banyak kali memang orang-orang tak siap untuk "menemukan" setumpuk hal-hal kotor di dalam dirinya. Padahal itu juga adalah bagian dari dirinya. 

Pagi ini saya mendengarkan lagu-lagu dari Eward Sharpe & the Magnetic Zero, Alex Ebert, vokalis utama dari band tersebut dalam salah satu wawancaranya mengatakan bahwa, "well, there's something really rewarding  about being alone in a room and writing and feeling like you're doing something really special."


#SebuahCatatanHarian, Bandung, 1 Februari 2018. 

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Sebuah Catatan Tidak Kreatif Tentang Cara-Cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai

Cara-cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai, adalah sebuah buku yang sedang kamu tunggu. Ia lahir sebentar lagi, tepat di 16 A...