Hari
ini biasa saja. Seperti hari kemarin, bangun siang, membuka pintu lebar-lebar,
menghirup udara dan rerumputan. Mandi lalu bergegas. Hari ini jadwal saya
hanya mengambil file pekerjaan, makan siang, kemudian menyelesaikan sedikit
pekerjaan rutin.
Sepanjang
hari selalu ada kekasih. Bagi kami jarak bukan sesuatu yang harus diambil
pusing. Karena segala macam teknologi dengan mudahnya mendekatkan kami. Walaupun risiko jarak, ya, memang harus ditanggung sendiri. Kami banyak menunda hal-hal seperti pelukan.
Kemudian saya teringat bahwa saya harus menelepon ibu dari kekasih. Maksud hati yang
satu ini memang sudah lama ingin dilakukan. Menelepon untuk
mengabari bahwa saya sudah kembali di kota ini. Awalnya saya berpikir untuk ber-teleconference, supaya saya dan kekasih dapat berbicara langsung dengannya. Tetapi akhirnya, saya memutuskan untuk menelepon sendirian saja.
Mama.
Hampir
tiga tahun belakangan ini, saya tidak pernah memanggil seseorang dengan sebutan
'mama'. Kata 'mama' lalu menjadi kata yang diam-diam saya rindukan. Saya sangat menginginkannya. Namun, malam ini rindu saya berubah menjadi semburat rasa tenang. Karena kesempatan itu akhirnya datang juga.
"Halo" sapa suara di seberang sana.
"Mama!" kata saya mantap dan ceria.
Terbit
senyum di antara kami.
Percakapan
pendek kami mungkin hanya kurang dari lima belas menit, saling bertukar kabar
dengan cerita-cerita ringan. Kekasih saya
mungkin tidak tahu betapa bahagianya saya malam ini, hanya karena memanggil
seseorang di seberang sana, 'mama.'
No comments:
Post a Comment