jendela langit terbuka lebar-lebar. hujan menyeruak. berdesak-desakan. senggol sana sini. berhamburan menuju satu tempat. tak sabar ingin menemuinya.
gadis itu disana. Duduk. Telanjang. tenang-tenang saja. toh, ia dan hujan satu, pikirnya. Mungkin siang ini kita bisa bercinta.
dari kejauhan, hujan bergemuruh, berlari, sesekali melompat. tak peduli ujung-ujung jarinya perih menabrak aspal. asal bisa menggapainya. merengkuhnya. menjalari sekujur tubuhnya. meliuk-liuk di setiap lekukannya.
kenapa? bukankah kita satu.
“hujan sini ! peluk aku. Peluk sendiriku. “
hujan diam. tak berani maju.
“hatiku terlalu ringkih untuk kau peluk?”
(2010)
wah bagus.
ReplyDeletetapi agak sedih ya aku bacanya..
nice,, :)
Thanks ya Nitya :-) Kalau sedih, berarti sama kaya hujannya dong, dia juga sedih karena gak bisa dipeluk si gadis :-)
ReplyDelete