Halo kawan-kawan kami punya
sebuah kabar gembira bagi yang ingin pergi bersama kami ke tempat paling liar
di muka bumi. Tapi sebelumnya mari berkenalan dulu dengan apa itu ‘Tempat
Paling Liar Di Muka Bumi.’
Kami memulainya pada tahun
kemarin, awal Agustus yang sejuk di kota Ambon. Mulanya hanya iseng mengajak
berbalas puisi lewat pesan singkat di telepon genggam. Berbagi hal-hal
sehari-hari dengan indah pelan-pelan menjadi kesenangan. Dengan modal nekad dan
saling sayang, maka lahirlah puisi-puisi pendek karya kami dua hari sekali, dua
minggu sekali, atau jika sedang tidak mood satu bulan sekali. Tetapi jika
dikirimi puisi maka pihak yang dikirimi harus segera membalas. Dengan jarak
kota yang berbeda pada saat itu Bandung dan Saumlaki.
Ide membuat buku puisi baru
muncul pada bulan Maret tahun ini. Kami sedang menikmati kopi di Workshop
Coffee, Ambon. Berdiskusi tentang hal-hal seputar sastra dan kreativitas orang
muda. Di antara banyak soal yang kami bicarakan, muncullah ide untuk membukukan
puisi-puisi kami. Maka malam itu juga kami mengirimkan surat elektronik kepada
pihak penerbit. Sejak saat itu balas-balasan surat elektronik dengan penerbit
pun berlanjut.
Sepanjang perjalanan
mengumpulkan puisi, kami berpikir untuk mengajak dua ilustrator keren yang
telah ikut menginterpretasi karya kami. Mereka adalah Lala Bohang dan Theizard
Saiya. Lala dengan karya-karyanya yang sudah tidak diragukan lagi. Sementara
Theizard Saiya, pelukis penuh gairah asal kota Ambon, Maluku, ini telah
berhasil mengambil hati publik, juga kami, dengan torehannya di atas kanvas.
Theizard tidak hanya menyumbang ilustrasi di dalam buku ini melainkan juga menciptakan
karya keren yang jadi sampul depan buku kami. Untuk design sampul dibantu oleh Grace Sahertian dan Gramedia Pustaka Utama.
Foto kami yang disertakan di
bagian ‘Tentang Pengarang’ adalah
tangkapan artistik Tiara Salampessy, seorang fotografer muda berbakat. Kami
senang karena Windy Ariestanty, penulis dan pecinta perjalanan ikut memberikan
komentar pendeknya untuk buku ini. Kami pun senang karena Irfan Ramly, penulis
skenario film ‘Cahaya Dari Timur’, juga menyumbangkan komentarnya.
Tidak hanya sampai di situ,
kami pun mengajak kawan-kawan untuk turut serta dalam kampanye ‘Sebelum Pergi
ke: Tempat Paling Liar Di Muka Bumi’ sejak awal Agustus lalu. Kampanye ini
bukan sekedar kampanye, melainkan sebuah ajakan untuk menjadikan ‘Tempat Paling
Liar Di Muka Bumi’ sebagai proyek kolaborasi besar-besaran.
Sekarang tibalah saatnya bagi
kami untuk mengumumkan bahwa Tempat Paling Liar Di Muka Bumi hari ini telah
turun cetak dan akan terbit pada 29 September 2016. Kawan-kawan di luar Jawa
dapat menikmati Tempat Paling Liar Di Muka Bumi paling lambat dua minggu
setelah buku puisi ini terbit.
Demikianlah kabar gembira ini
kami buat dan kami hantarkan kepada kawan-kawan sekalian. Terima kasih banyak
untuk perhatiannya. Mari pergi bersama kami ke Tempat Paling Liar Di Muka Bumi!
salam sayang,
sepasang kekasih yang mengajak
kamu untuk pergi ke tempat paling liar di muka bumi,