Monday, January 26, 2015

Benteng Duurstede Yang Tidak Boleh Dilupakan





Ketika sampai di Pulau Ambon, banyak hal memang bisa dilihat. Tetapi ada alternatif kunjungan lain yang bisa dilakukan dan itu bukan hanya di pulau Ambon. Kamu bisa pergi ke Saparua.

Saparua adalah salah satu Pulau yang terdapat di Maluku Tengah, pulau Saparua berdekatan dengan Pulau Haruku dan Pulau Nusalaut. Dan dari sinilah Kapitan Pattimura berasal. Saya berangkat ke Saparua dengan Mbak Upi (seorang teman dari Tobucil, Bandung) yang waktu itu memang berencana untuk liburan ke Ambon.

Akhirnya setelah mengeliligi Ambon, kami pun pergi ke Saparua. Kami berangkat pagi-pagi dari Ambon, karena mengejar jadwal kapal cepat dari Pelabuhan Tulehu. Dengan menggunakan angkutan umum dari Terminal Pasar Mardika, kami memilih naik angkutan umum jurusan Liang. Hanya membayar 15 Ribu Rupiah. Turunlah kami di Pelabuhan Tulehu dan harus mengantri untuk membeli tiket.

Sayangnya memang sistem pembelian tiket menuju Pulau Saparua itu tidak terlalu teratur. Karena setiap orang dengan sistem “siapa cepat dia dapat” harus rela berdesak-desakan untuk mendapatkan beberapa helai tiket. Harga tiket kapal cepat ke Pulau Saparua hanya Rp. 75.000. Tiket yang kami beli sudah termasuk ada tempat duduknya.

Sesampainya di Pelabuhan Haria, kami menaiki ojek dengan membayar Rp.15.000 dan meminta untuk diturunkan di Benteng Duurstede. Benteng Duurstede memiliki pemandangan yang sangat eksotis. Sebelum menaiki tangga, saya sempat berjalan-jalan di sekitar luar Benteng dan menikmati pemandangan laut di sekitarnya. Kelihatan Pulau Nusalaut di kejauhan, dari halaman rumput tempat saya berdiri. Karena ada halaman rumput yang cukup luas, maka penduduk dengan sengaja meletakkan sapi-sapi mereka di sekitar rerumputan tersebut.




Pemandangan Dari Luar Benteng Duurstede

Lalu kami pun masuk ke dalam Benteng. Sejujurnya ada sedikit rasa merinding ketika ada di dalam Benteng Duurstede. Karena mengingat kembali perjuangan Pattimura dan teman-temannya untuk merebut Benteng ini dari Belanda. Bangunan Benteng Duurstede itu masih terlihat kokoh walaupun sudah lama dibangunnya, sayangnya memang beberapa bagian sudah lumayan lapuk dan tidak terlalu diperhatikan. Saya pun menggunakan waktu itu untuk berjalan berkeliling Benteng. Pemandangan dari atas Benteng tidak kalah menariknya. Benteng Duurstede dikelilingi oleh laut dan kita bisa melihat beberapa meriam memang sengaja diarahkan ke laut, tempat dulu kapal-kapal masuk untuk menyerang.



Pemdandangan Dari Dalam Benteng Duurstede


Meriam Di Dalam Benteng Duurstede


Mbak Upi Di Dalam Benteng Duurstede


Setelah dari Benteng, kami pergi mencari makan siang di sekitar Benteng Duurstede, tidak perlu kuatir karena banyak rumah makan enak yang bisa didatangi dengan harga yang relatif murah. Selesai makan, kami tinggal menyeberang ke sebuah hotel kecil yaitu Hotel Perdana yang saya rekomendasikan jika kamu memang hendak menginap beberapa hari di kota ini, karena per malamnya hanya Rp.150.000 dengan fasilitas hotel yang lumayan memadai.

Istirahat sebentar, kami lalu berkeliling dengan ojek, mengelilingi Pulau Saparua dari satu negeri ke negeri lainnya (negeri adalah sebutan orang Maluku kepada kampung) kami sempat berencana melihat cara pembuatan sempe (wadah Papeda, makanan khas Maluku) tetapi karena pada saat itu adalah liburan akhir tahun, maka Mama Mama yang biasanya membuat sempe juga liburan. Setiap berkeliling dari satu negeri ke negeri kami sempat mampir untuk melihat Baileo atau rumah rakyat setempat, dan pastinya melihat Tanjung Ouw, yang terletak di ujung Pulau Saparua.

Selesai berkeliling, kami menghabiskan waktu menikmati sunset di Pantai Pasir Putih, yang terletak di samping Benteng Duurstede dan menyaksikan penduduk setempat mandi-mandi di laut. Duduk di pasir merasakan halusnya pasir putih, hembusan angin, dan canda tawa anak-anak setempat.



Tanjung Ouw, Tanjung Paling Ujung dari Pulau Saparua. Pulau ujung satunya adalah Pulau Nusalaut


Pantai pasir putih di samping Benteng Duurstede


Belum selesai, kami pun pindah ke Bagian Belakang lain dari Benteng Duurstede, dan ternyata pemandangan dari situ jauh lebih seksi. Laut yang tenang dan matahari hampir tenggelam. Rasanya ingin sekali tinggal di Pulau Saparua lebih lama, tapi sayangnya keesokan harinya kami harus pulang. Suatu hari nanti saya pasti akan kembali dan menikmati Pulau Saparua lebih lama.   



Pemadangan lainnya dari luar Benteng Duurstede








Sunset di Benteng Duurstede

3 comments:

Featured Post

Sebuah Catatan Tidak Kreatif Tentang Cara-Cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai

Cara-cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai, adalah sebuah buku yang sedang kamu tunggu. Ia lahir sebentar lagi, tepat di 16 A...