Showing posts with label 30 Hari Menulis Puisi. Show all posts
Showing posts with label 30 Hari Menulis Puisi. Show all posts

Friday, December 17, 2010

Day #30: Kupu

bangkai kupu
di dedaun
merah ungu
kibaskan sayap
patah, menuju
taman bunga
ilalang.
belum mati.

Thursday, December 16, 2010

Day #29: Pagi Rindu

gelisah--
pagi tak
menghembuskan
nafasmu,
ilalang.
bisu
di antara
denting
pepohonan.
rinduku
berhamburan
di dedaunan. 
berguguran
berhelai
ingin mengecup
matamu
yang sendu. 

Wednesday, December 15, 2010

Day #28: Sepanjang Jalan

kicauan di atas
langit kedinginan, daundaun
bergerak menggantung sepi,
ilalang sedang apa?
aku bertanya.

lalu deras kicau, menjadi
lirik pagi. hari bernyanyi,
berdengung panjang
sungai di pipi, kering
kali ini tak ada mata air.

berdiri tegak
antara rumput, demikianlah
aku mengenalmu, ilalang.
terbungkuk bungkuk dengan sopan
hendak ku petik, lalu
ku bawa pulang.

kecup aku sepanjang jalan.

Tuesday, December 14, 2010

Day #27: Jatuh?

bunyi tuts katakata
mati, mengetik
namanya tanpa henti
panggil ia: ilalang.
berayun
di langit, menyala
di tengah sore
memagut bibir
hari, tanpa ampun.
gigitlah kupukupukupu
yang muntah di perutku.

Monday, December 13, 2010

Day #26: 00:48

track ke-tiga
tanggal tiga belas
tape menyala
senyumsenyum
kecil, lampulampu
malam mengerjap
di kejauhan mata
ini terjaga. hei!
selamat pagi,
ilalang
bawa, ku terbang.
lalu bersama liarmu
rindukan aku.

Sunday, December 12, 2010

Saturday, December 11, 2010

Friday, December 10, 2010

Day #23: Pojok Pulang

1

bertemu ilalang
di pojok pulang
merayap di kepala
tumbuh liar di ruasruas hati
menyala pada Desember
seperti pohon terang
ilalang, tenanglah.
menguninglah.
pelan pelan.

2

lalu, aku ini capung
meloncat kegirangan
pada lorong lorong tanah
ketika hujan reda
kalender rontok
hendak layu
sekian hari menunggu.

3

hujanku reda
ilalang, tenanglah
terbanglah.
menguninglah.

Thursday, December 9, 2010

Day #22: Lilin Kecil

sebatang lilin kecil
menyala pada puisi
membakar tanpa api
membangunkan orang orang mati

Wednesday, December 8, 2010

Day #21: Rindu

: mengenang Munir.

ketika hujan tua
sajaksajak tumpah
mari minum kata

malaikat bercinta
tuhan tuhan mabuk
meminum kematian

rindu ini pulang
kepada rumah pahlawan
: batu nisan

Tuesday, December 7, 2010

Day #20: Dongeng Natal

pintu pintu berkaca
riuh rusa rusa malam
aku mengintip palungan
ada herodes bersepatu santa
janggutnya meleleh di jerami
membakar mas kemenyan dan mur
Tuhanku dimana?
tak ada. Ia ditelan agama.

Monday, December 6, 2010

Day #19: Dan Aku Bukan Cinderella

dan aku bukan cinderella
aku babu bersepatukaca
aku suka berdiri di jendela
menyetubuhi sajaksajak telanjang
tak kenal detik dan waktu
pukul duabelas lewat
lipstikku masih menyala
putingku masih merekah.

Sunday, December 5, 2010

Day #18: Pada Suatu Ketika

sembunyi di balik awan
terbang tinggi bersama balonbalon hitam
bibir hujan terbuka sedikit
seperti ingin menangis
rumput rumput tak lagi berlompat
ketika cinta habis di tangan.

Saturday, December 4, 2010

Day #17: Mangkuk Hujan

seporsi hujan
untukmu kawan
yang kedinginan
di bawah awan
“bawalah pulang.”
simpanlah di lemari
‘tuk kakikaki yang menari
lelah merentang hari.

Friday, December 3, 2010

Day #16: Sajak Perempuan

1

perempuan menulis kerut
pada sajaksajak mungilnya
menggantungnya di kaca
menengoknya sehabis mandi
telanjang.
sajaksajak menyetubuhinya
setiap pagi.

2

bagian favorit dari tubuhku
itu selulit.
persis di bawah payudaraku
kau gigit setiap malam
sampai kau tertidur pulas.
paginya, di bibirmu ada puisi.
mau, bacakan untukku?

3

berbagi bibir di cangkir kopi
tak ada habisnya.
aku gigit bibirmu perlahan
supaya sajak tumpah darinya
lalu kuminum hasratmu
yang belum selesai di atas kasur.

Thursday, December 2, 2010

Day #15: Sepatu Santa

kutemukan katakata
di sepatu santa
kubuat pohonterang
sinari ruas ruas hatimu.
saatnya menggantung Tuhan
salib dan bintang
di atas dahandahan
siapa tahu kau rindu pulang
malam ini besok atau lusa
entah kapan
“aku tunggu?”

Wednesday, December 1, 2010

Tuesday, November 30, 2010

Day #13: Perempuan Kosong

perempuan kosong
mengutuki malam
dengungkan nyanyian hujan
dengan mulut berbisa
komatkamit seribu mantra
sajak sajak lapuk hempas
dari jantungnya yang pilu, bunyinya:
"bulan berdarah
di kaca langit
bintang bintang pecah
menjadi beling menusuk kaki kaki telanjang."

Monday, November 29, 2010

Day #12: Sajak Sunyi

rokokku habis tuan
tapi ceritaku belum
yuk, pulanglah denganku!
pungutilah huruf di tubuhku
kulum mereka satu satu
selipkanlah sedikit nasihat
di balik rokku yang mini
mainkanlah tanganmu
sedikit lagi tuan,
rabalah sajak sajak sunyi itu.

Sunday, November 28, 2010

Day #11: Doa di atas Dermaga

pelabuhan pekat
senja mengapung
di atas perahu
tali tali kapal
dan bau asin
yang menempel di bibir
“sini, dekat. cumbu aku
cumbu lukaku.”
lalu, aku menjilati
tiap bau asin luka.
“cepatlah sembuh. cepatlah berlalu
November kelabu.”

Featured Post

Sebuah Catatan Tidak Kreatif Tentang Cara-Cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai

Cara-cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai, adalah sebuah buku yang sedang kamu tunggu. Ia lahir sebentar lagi, tepat di 16 A...