Thursday, December 6, 2018

Nh. Dini dan Potongan-Potongan Kenangan Kecil yang Mengikutinya











Saya mengingat Nh. Dini, sehari setelah kematiannya. Saya ingat buku Pada Sebuah Kapal, karyanya, dapat dikatakan sebagai buku 'sastra' pertama yang saya baca.

Tahun-tahun sebelumnya, saya membaca serangkaian buku cerita Enid Blyton, komik serial cantik Jepang, serial Dora Emon, buku serial Tini (yang satu ini adalah kesukaan saya, saya punya hampir semua serinya), rangkaian seri dari Hans Christian Anderson, sebelum kemudian kecanduan dengan seri misteri Goosebumps dari R. L. Stine.

Ibu Tomasoa, guru Bahasa Indonesia saya kala itu, menyuruh kami, seantero kelas jurusan Bahasa, untuk membaca novel tersebut, dan menuliskan ulasan begitu kami selesai membaca.

Biasanya pada jam pelajaran Bahasa Indonesia, atau jam keluar main, saya dan beberapa kawan akan mengunjungi perpustakaan dan mulai membaca. Karena pada saat itu, buku perpustakaan sekolah tidak bisa dibawa pulang, maka kami akan bergiliran membaca.

Ibu Tomasoa sosok yang manis, ramah, dan sederhana. Ia mengikat rambutnya berbentuk cepol, rapi ke belakang. Dengan rok panjang di bawah lutut, dan sepatu hitam lancip bersemir. Ia tidak memakai pemerah bibir. Dan bersuara sangat lembut. Bahkan seingat saya, ia termasuk guru yang tidak pernah memarahi kami.

Kelak, Ibu Tomasoa adalah sosok yang 'bertanggung jawab' menumbuhkan kecintaan saya terhadap buku, membuat saya tidak asing dengan 'kata-kata sukar', membuat saya jatuh cinta dengan lebih banyak lagi buku-buku sastra, terutama kecintaan saya untuk menulis. Diam-diam, ia pula yang meninggalkan cita-cita menjadi penulis, pada benak remaja saya.

Seingat saya, bukan hanya Pada Sebuah Kapal, daftar membaca dan mengulas buku-buku lainnya di kelas terus bertambah: Pada Ilalang di Belakang Rumah (Nh. Dini), Siti Nurbaya (Marah Rusli), Di Bawah Lindungan Ka'bah (Hamka) dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk (Hamka).

Ketika itu, pada waktu petang, saya masih bebas berjalan kaki ke daerah emperan jalan A.Y. Patty. Mampir di tukang majalah langganan, untuk mencuri baca serial cerita pendek kesukaan saya, dari sebuah majalah ibukota: serial Nana Dkk, yang ditulis oleh Casey (tentu bukan nama sebenarnya).

Saya tidak punya uang untuk membeli majalah tersebut. Maka, berjam-jam, saya habiskan untuk duduk membaca, membuka berita-berita lain tentang Hanson, The Moffats, Gil, dan serial Party of Five.

Nh. Dini, perpustakaan sekolah, Ibu Tomasoa, tukang majalan langganan, jalan A.Y. Patty, adalah potongan-potongan kecil kenangan manis yang masih saya pelihara di 'dalam sini'. Jauh sebelum kota kami dihantam kerusuhan dan sekolah kami diliburkan berbulan-bulan.

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Sebuah Catatan Tidak Kreatif Tentang Cara-Cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai

Cara-cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai, adalah sebuah buku yang sedang kamu tunggu. Ia lahir sebentar lagi, tepat di 16 A...