Tuesday, January 16, 2018

Kiriman Komentar Untuk #bukuperempuansore




foto oleh nila pratiwi


Dari Nunu Pratiwi (@janunuary)

Buku pertama yang saya selesaikan di awal tahun 2018. Membaca tulisan-tulisan dalam buku ini bikin saya bilang, "Ya ampun! Kamu nggak sendiri Nu. Ternyata ada Kak Theo yang suka mojok sendirian di coffeeshop sambil melamun. Ada Kak Theo yang juga menyukai sore hari lho Nu. Dan ada Kak Theo yang senang jalan kaki di bawah pepohonan, menikmati sunyi sambil memperhatikan bangunan-bangunan tua sendirian." Saya senang membaca buku ini berulang-ulang. Apalagi di buku ini Kak Theo membahas suasana Bandung yang ademnya luar biasa. Yang seketika membangkitkan kerinduan saya pada kota itu. Dan hebatnya, setiap kali saya selesai membaca buku ini, saya merasa sangat bahagia. Tulisanmu menghangatkan hati. Terima kasih, God bless you Kak Theo.

Dari Mustika Yuliandari (@ThickaPerempuan)

Membaca tulisan di dalam "Perempuan Sore" seperti mengutip bersit ide dalam lamunan. Sesuatu yang terlintas di pikiran lalu hilang. Theoresia Rumthe adalah orang yang buru-buru menuliskannya sebelum pikiran itu menguap lalu terlupa. Tulisan dalam buku ini begitu sederhana, dekat dengan kita, mencubit hati, dan mungkin akan menghadirkan senyum serta kau amini tanda setuju. Buku ini seperti namanya memang sedap disesap di sore hari saat beban dan getir terasa nikmat kau sesap dalam cangkir kopi.

Dari Rissa Rentua (@RissaAng)

Danke Kak Theo, sudah mau bagi cerita lewat buku ini. Betul-betul seperti menyelam ikut merasakan kehidupan Kak Theo setelah baca 26 isi cerita di dalamnya. Beberapa di antara mereka menghadirkan pengakuan karena kesamaan, beberapanya bikin pengen ikutan nulis hal versi sendiri, dan sisanya bikin narik hingus di dalam kereta. Sebulan ini, #bukuperempuansore memang teman setia di setiap pulang kantorku. Tiga cerita favoritku, yaitu: Mari Bahagia Dengan Sederhana, Mama, dan Pulang.


Dari Nourma Christy (@NourmaChristy)

Kesenangan kecil hari ini mengetahui kebiasaan saya sama seperti Kak Theo, yang suka titik-titik hujan diantara warna warni lampu-lampu malam, mojok sendirian di coffeshop sambil melamun dan menyukai sore hari serta menulis. Saya senang membaca buku ini berulang-ulang, karena mampu membangkitan sebuah energi positif bagi saya. Saya berharap akan ada banyak lagi tulisan-tulisan hangat yang menanti untuk memberkati banyak jiwa. Terima kasih Kak Theoresia Rumthe untuk masih tetap percaya pada "keyakinan-keyakinan kecil."


Dari Nila Pratiwi (@ohsvgar)

Sejak beberapa tahun yang lalu gue udah ngikutin blognya Kak Theo. Tulisannya selalu sederhana tetapi magis, selalu ada energi positif yang tertular, dan gue selalu merasa penuh setiap kali selesai membaca tulisan Kak Theo. Terkadang, kita nggak butuh kalimat-kalimat yang ribet dengan segala macam kata-kata perumpamaan yang bisa bikin kita tersentuh dengan apa yang tertulis. Kak Theo adalah salah satu contoh yang menuliskan kalimat-kalimat sederhana menjadi sesuatu yang mempunyai makna paling dalam. Bagi gue, Kak Theo itu panutan dalam hal bagaimana mencintai dengan sederhana, dan bagaimana mengerjakan hal-hal kecil dengan keyakinan yang besar.

Dari Margye Jeane Waisapy

"Suatu saat waktumu akan datang. Bersiaplah! Karena rumput di halamanmu akan hijau tepat pada waktunya!" - hal 67, buku Perempuan Sore. Seperti kebenaran yang beta renungi dan imani, bahwa semua akan indah pada waktunya; waktu Tuhan, waktu beta siap, waktu beta berusaha dan tak tinggal diam. Bak peneguhan! Membaca bab ini bahkan seluruh bab buku Perempuan Sore ini sudah hampir tiga kali bolak balik, love sekali. Selalu baru setiap bab-nya!




No comments:

Post a Comment

Featured Post

Sebuah Catatan Tidak Kreatif Tentang Cara-Cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai

Cara-cara Tidak Kreatif Untuk Mencintai, adalah sebuah buku yang sedang kamu tunggu. Ia lahir sebentar lagi, tepat di 16 A...